Pule Pandak, Tanaman Fitofarmaka Berpotensi Antihipertensi
SATUHARAPAN.COM – Pule pandak merupakan merupakan tanaman obat penting. Di Indonesia, dikutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, tanaman pule pandak banyak ditemukan di kawasan hutan jati yang gersang seperti di hutan jati Grobogan, Blora, dan Banjarnegara.
Pule pandak, yang dikenal juga sebagai akar tikus, hidup di daerah-daerah kering, mulai dari India, Vietnam, Malaysia, Filipina, sampai Indonesia, sehingga dikenal secara luas di masyarakat kita juga.
Tumbuhan semak ini jarang percabangannya. Akar tunggangnya menggelembung, besarnya sampai melebihi batangnya. Batangnya yang kuning cokelat dan halus permukaannya tapi beralur itu, bila ditoreh akan mengeluarkan getah putih yang sepet dan pahit rasanya.
Akar pule pandak, dikutip dari biodiversitas.mipa.uns.ac.id, mengandung lebih dari 50 macam alkaloid, beberapa di antaranya sudah berhasil diisolasi seperti reserpina, resinamina, ajmalina, dan serpentina. Bahan aktif itu berkhasiat sebagai pencegah naiknya suhu badan, obat penenang, obat tekanan darah tinggi, dan menormalkan denyut jantung.
Tanaman pule pandak, menurut peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor, dikutip dari Jurnal Natur Indonesia 14(1), Oktober 2011: 68-72 ISSN 1410-9379, merupakan tanaman obat potensial untuk dikembangkan. Di samping dibutuhkan sebagai bahan baku obat tradisional juga digunakan sebagai bahan untuk fitofarmaka, karena pule pandak mengandung beberapa senyawa di antaranya reserpin, rescinamine dan ajmalin yang digunakan sebagai obat penurun tekanan darah tinggi, tranquilizer (penenang), dan gangguan pada sistem sirkulator.
Pemerian Botani Tumbuhan Pule Pandak
Pule pandak dikutip dari jurnalmakalahfarmasi.blogspot.co.id, merupakan perdu rendah. Tingginya 30-50 cm. Daun tunggal berbentuk anak tombak berujung lancip. Pada masa vegetatif, satu ruas terdiri dari 3 daun.
Bunganya bunga majemuk, dengan mahkota bunga putih atau dadu, berkumpul, berbentuk payung keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga bagian luar putih, bagian dalam beralur kemerahan, membentuk tabung kecil dengan bagiantengah berbentuk pundi-pundi.
Membentuk karangan di puncak batang, tapi pada masa vegetatif selanjutnya karangan bunga terdesak ke samping oleh kuncup, hingga yang mula-mula terminalis akan berubah axialis. Batangnya silindris dengan percabangan berwarna cokelat abu-abu , yang mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan.
Buah batu berbiji dua yang menonjol, tampak dari luar, mula-mula hijau lalu merah dan akhirnya hitam mengkilat.
Tanaman ini, kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Tetapi, lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat-tempat lain sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.
Nama ilmiah tanaman pule pandak dikutip dari Wikipedia adalah Rauvolfia serpentina, Benth, termasuk dalam suku Apocynaceae yang terdiri atas 131 spesies. Nama ilmiah itu diambil untuk menghormati seorang ahli botani sekaligus penjelajah berkebangsaan Jerman pada abad ke-16, Leonhard Rauwolf.
Rauvolfia serpentina mempunyai sinonim antara lain Ophyoxylon trifoliatum, Gaertn., Ophyoxylon serpentinuma, L., Rauvolfia trifoliatum, (Gaertn) Baill, dan Hunteria sundana, Miq.
Pule pandak juga dikenal dengan berbagai nama lokal. Di daerah India, pule pandak disebut pagal, ki-dawa, chandrinkan, chotachand, atau dalam bahasa Sanskrit disebut sarphagandha.
Di Tiongkok, pule pandak dikenal dengan nama yin tu luo fu mu, dan di Inggris dikenal sebagai snake root.
Di Jawa tanaman Rauvolfia serpentina dikenal dengan nama pule pandak dan di Sunda disebut akar tikus karena perakaran pohonnya yang lurus, jarang bercabang, dan semakin ke ujung semakin mengecil mirip ekor tikus .
Di habitat alamnya, pule pandak tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut, dengan tipe iklim C menurut Schmid-Ferguson. Tanaman ini hidup secara endemik di bawah naungan jati.
Tanaman pule pandak telah dinyatakan langka, karena pengambilannya secara langsung di habitatnya tanpa memperhatikan daya regenerasinya. Karena itu, menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam, tanaman pule pandak masuk pada appendix II.
Menurut IUCN atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam, organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam, tanaman ini sudah termasuk katagori genting (endagered species).
Tanaman ini, banyak diminati oleh negara-negara industri farmasi dan merupakan spesies tumbuhan yang mempunyai pasaran baik di Amerika Sertikat, Jepang, Jerman, Prancis, Swiss dan Inggris,
Secara ekonomis tanaman pule pandak sangat penting, karena mempunyai nilai yang tinggi. Data menunjukkan bahwa penggunaan simplisia pule pandak dalam negeri tahun 2000 sebesar 6.898 kg dengan kecenderungan pertambahan sebesar 25,89 persen per tahun.
Manfaat Herbal Tumbuhan Pule Pandak
Kandungan alkaloid Rauvolfia serpentine, Benth., dikutip dari academia.edu, telah berhasil diisolasi pertama kali oleh Muller, Schlitter, dan Bein pada tahun 1952. Tanaman ini mengandung lebih dari 21 macam alkaloid, dan sekarang tidak kurang dari 50 macam alkaloid telah dapat diisolasi di antaranya reserpina, reserpinina, recinamina, yohimbina, ajmalina, ajmalinina, ajmalicina, serpentina, dan serpentinina.
Pule pandak berkhasiat antara lain sebagai pencegah kenaikan suhu badan, obat penenang, obat tekanan darah tinggi, dan menormalkan denyut jantung. Dua jenis utamanya adalah reserpin dan yohimbin yang termasuk ke dalam golongan monoterpenoid indol alkaloid (AIM).
Akar Rauvolfia serpentina, Benth., dikutip dari circ.ahajournals.org, telah digunakan di India selama ratusan tahun untuk sejumlah penyakit. Sejak 1949, tercatat laporan klinis tentang terapi Rauvolfia serpentina pada 50 kasus hipertensi esensial, dan telah memperoleh pengakuan universal sebagai terapi untuk tekanan darah tinggi.
Menurut Singh, et all, dalam laporan penelitian yang berjudul “Spectrophotometric determination of Rauwolfia alkaloids: estimation of reserpine in pharmaceutical”, Analytical Science 20: 571-573, tahun 2004, reserpin berpotensi sebagai antihipertensi dan mempunyai efek sedatif, sedangkan yohimbin bermanfaat dalam mengobati arteriosklerosis dan impotensi.
Menurut Amzu E Haryanto, dalam bukunya berjudul “Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Pros. Seminar Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tropis Indonesia”, 1990: 13-26, Pule pandak atau akar tikus, termasuk dalam kelompok tumbuhan obat langka yang mulai kritis keberadaannya.
Keberadaan tanaman pule pandak yang masih bersifat liar sudah semakin sulit ditemukan. Hal ini disebabkan Rauvolfia serpentina sukar untuk dibudidayakan, sementara itu kebutuhan akan bahan baku obat yang berasal dari tanaman ini untuk industri jamu dan farmasi terus meningkat.
Laju pemanenan di alam lebih cepat dari laju kemampuan alam dalam memulihkan populasinya. Nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi menyebabkan tingkat kelangkaan yang semakin tinggi pula. Sebab itu diperlukan bioteknologi yang dapat memecahkan masalah ini, salah satunya dengan kultur in vitro.
Tim peneliti dari Departemen Ayurveda, Sekolah Ilmu Farmasi, Lovely Professional University, Phagwara, Punjab, India, meneliti farmakobotika dan farmakologis Rauvolfia serpentina yang telah digunakan sejak periode pra-veda untuk pengobatan gigitan ular, sengatan serangga, hipertensi, insomnia, gangguan psikologis, gastrointestinal gangguan, epilepsi, luka, demam dan skizofrenia.
Kandungan alkaloid utama dari Rauvolfia serpentine, reserpin, dapat menjadi obat antihipertensi. Akarnya telah digunakan di India sejak lama, terutama untuk hipertensi. Tanaman ini juga digunakan sebagai obat penenang dan hipnotik.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...