Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 01:25 WIB | Rabu, 30 Juni 2021

Puncak Gelombang Kedua COVID-19, Naik Lima Kali Lipat

Data puncak kasus gelombang pertama dan kedua COVID-19 di Indonesia. (Sumber: covid-19.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kasus COVID-19 mingguan di Indonesia telah mencapai puncaknya, yang lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Bulan Januari 2021. Pada puncak yang pertama di Januari 2021, jumlah kasus mingguan mencapai 89.902 kasus, sedangkan pada pekan ini angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.

Pekan lalu, Indonesia mencatatkan angka kasus positif harian yang sangat tinggi, bahkan mencetak rekor baru yaitu kasus harian tertinggi selama pandemi, bertambah 21.345 kasus dalam satu hari. “Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus COVID di Indonesia,” kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.

Satgas mengungkapkan bahwa pada puncak kasus pertama, kenaikan dari titik kasus terendah sebesar 283 persen dan memuncak dalam waktu 13 pekan. Sedangkan pada puncak kedua, kenaikan dari titik kasus terendah mencapai 381 persen atau hampir lima kali lipatnya dan mencapai puncak dalam waktu enam pekan.

Dampak Libur Panjang

Padahal, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus sejak puncak pertama yaitu selama 15 pekandengan total penurunan hingga 244 persen.

“Kenaikan mulai terjadi satu pekan pasca periode libur lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang yang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan. Namun, memasuki pekan ke-4 pasca libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga tiga hingga mencapai puncak kedua di pekan terakhir,” kata Wiku.

Masih adanya warga masyarakat yang mudik di saat peniadaan telah diberlakukan serta arus balik 1-2 pekan pasca Idul Fitri ini berdampak pada kenaikan kasus yang sangat tinggi. Selain itu, hal ini disebabkan munculnya beberapa varian baru COVID-19 baru yang telah masuk ke Indonesia, diperparah dengan mobilitas yang tinggi. Kondisi-kondisi ini menyebabkan dampak periode libur terlihat hingga pekan ke-6 dan kemungkinan masih akan terlihat hingga pekan ke-8.

Keberhasilan pengendalian dari lonjakan kasus ini, menurut Prof Wiku kembali pada kesiapan masing-masing daerah dalam menyusun dan menjalankan strategi penanganan terbaik di wilayahnya.

Provinsi dengan Kasus Terbanyak

Tiga provinsi, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, disusul Jawa Timur, sama-sama berkontribusi besar pada kenaikan kasus baik pada puncak pertama maupun puncak kedua. Adapun Sulawesi Selatan yang turut berkontribusi pada puncak pertama, tidak kembali berkontribusi di puncak kedua dan posisinya digantikan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tiga provinsi di Pulau Jawa, Jakarta, Jabar dan Jateng, konsisten menjadi penyumbang tertinggi pada kedua puncak kasus yang terjadi sepanjang pandemi. Segala upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan efektif bila masyarakat abai dan lengah menjaga dirinya dari potensi tertular dan menularkan orang lain.

“Masyarakat, terutama di ketiga provinsi ini harus berkontribusi dalam menekan lonjakan kasus COVID-19. Upaya penanganan adalah upaya kolektif. Untuk itu, inisiatif masyarakat dalam menekan dan mengendalikan kasus menjadi sangat penting,” kata Wiku.

Berlaku Jujurlah

Wiku melanjutkan, “Jika terpapar, mengalami gejala COVID-19 atau memiliki kerabat yang terkena COVID-19, jujurlah dengan segera melapor kepada ketua RT setempat agar segera ditindaklanjuti oleh Puskesmas. Jangan khawatir jika petugas tracing datang untuk melacak kontak erat, dan jangan takut di-swab karena hal ini perlu dilakukan agar kasus positif ditangani dengan cepat sehingga tidak bertambah parah.”

Masyarakat juga harus terus meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Jangan lengah dan abai, serta merasa aman karena sudah divaksin. Ini karena kekebalan komunitas baru dapat tercapai apabila vaksinasi telah mencakup 70 persen populasi.

Dalam situasi yang sulit ini, gotong royong dan bahu membahu untuk memperbaiki keadaan sangat penting. Jangan saling menyalahkan, karena penanganan COVID-19 yang efektif akan tercapai apabila seluruh elemen masyarakat dan pemerintah kompak dan saling membantu merumuskan strategi penanganan yang terbaik, kata Wiku.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home