Puncak Hari Santri Digelar di Semarang
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Agama kembali akan menggelar peringatan Hari Santri. Tahun ini, puncak Hari Santri, 22 Oktober, digelar di Semarang.
Kasubag TU Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Abdul Rouf mengemukakan hal itu seusai rapat koordinasi dengan Wali Kota Semarang dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah.
Malam puncak Hari Santri 2017 akan diselenggarakan di Alun-Alun Simpang Lima Semarang dalam bentuk Apel Kebangsaan dan Shalawat Akbar Santri Indonesia. "Sebanyak 25.000 santri, kiai, habaib, ulama, ustaz, dan jamaah umum akan menghadiri acara tersebut. Rencananya, Menteri Agama RI akan memberikan renungan Hari Santri 2017 pada akhir acara," ia menjelaskan di Semarang, Sabtu (9/9), seperti dilaporkan Fahmi Arif di situs resmi Kemenag.
Mengambil tema “Wajah Pesantren Wajah Indonesia”, sejumlah kegiatan akan digelar pada peringatan Hari Santri 2017. Kegiatan tersebut antara lain Lomba Komik dan Kartun Strip dengan total hadiah Rp200juta. Lomba itu terbuka untuk umum dan batas akhir penerimaan karya oleh panitia 20 Oktober 2017. Lomba dengan dewan juri KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), dan tim itu mengambil tema “Indonesia Rumah Kita”.
Ada juga pembacaan puisi oleh puluhan Kiai dan Nyai dengan tema, “Ketika Kiai-Nyai Berpuisi: Pesantren Tanpa Tanda Titik” yang rencananya digelar di Grha Bahkti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017. Sekitar 800 undangan akan disebar di dalam acara itu.
Khusus untuk menyiapkan kegiatan Apel Kebangsaan dan Shalawat Akbar Santri Indonesia di Semarang itu, menurut Rouf, Kemenag telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dengan teknis acara. Selain Wali Kota Semarang, koordinasi juga dilakukan dengan PWNU Jateng.
PWNU Jateng mendukung penyelenggaraan Malam Puncak Hari Santri 2017 yang diselenggarakan di Semarang. “Kami sangat mendukung acara tersebut. Pesantren bersama dengan lembaga lain perlu mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara. Event Hari Santri melalui Apel Kebangsaan dan Shalawat Akbar Santri Indonesia merupakan salah satu media yang tepat untuk penyemaian gagasan tersebut,” ujar Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Abu Hapsin Umar.
“Insya Allah, santri seluruh pesantren dan santri lembaga pendidikan Islam khususnya daerah Semarang dan sekitarnya, siap meramaikan acara tersebut, apalagi ini adalah Hari Santri, harinya mereka,” ia menambahkan.
Abdul Rouf menambahkan, tema Hari Santri tahun ini ingin meneguhkan khittah Santri Pesantren agar tetap berkomitmen terhadap misi perjuangan para pendahulunya untuk Indonesia. Selain itu, Santri Pesantren bisa terus menjadi inspirator masyarakat dalam meneguhkan komitmen dalam menegakkan integritas keislaman dan keindonesiaan. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...