Pusat Vulkanologi: Tunda Kunjungan ke Kawasan Gunung Berapi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau wisatawan untuk menunda kunjungannya ke gunung-gunung berapi di Tanah Air, khususnya gunung berapi di Sumatera dan Sulawesi, hingga status gunung-gunung tersebut dinyatakan aman.
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, Hendra Gunawan, Selasa (19/11), yang dihubungi Antara di Bandung lewat telepon dari Jakarta, mengatakan setelah meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Merapi di Yogyakarta, ada lima gunung lain di Sumatera dan Sulawesi berpotensi meletus.
Untuk itu Hendra mengimbau pengunjung agar menjauhi wilayah tersebut hingga radius lebih dari tiga kilometer. "Gunung-gunung tersebut sewaktu-waktu bisa saja meletus, untuk itu wisatawan harap tidak mengunjungi gunung yang sedang aktif dalam waktu dekat ini," ujar Hendra.
Berdasarkan pengamatan PVMBG, tercatat lima gunung berstatus siaga di Indonesia saat ini, yaitu Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang telah meletus dan masih berpotensi kembali meletus, Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur (NTT), Gunung Ibu di Halmahera, Gunung Lokon di Sulawesi Utara, serta Gunung Karangetang di Sulawesi Utara.
Gunung Sinabung yang ketinggiannya diperkirakan mencapai 2.460 meter di atas permukaan air laut, meletus pada 2010 dan kembali meletus September 2013. Gunung Merapi di Yogyakarta, meletus pada Oktober 2010 dan kembali meletus pada 18 November 2013.
Menurut Hendra, kedua gunung api yang telah meletus itu diperkirakan masih terus berpotensi meningkat aktivitas vulkaniknya hingga mengakibatkan letusan selanjutnya.
"Frekuensi dan keefektifan kemungkinan akan terus meningkat, potensi kelanjutan meletusnya gunung tersebut masih mungkin terjadi dan kami sedang menunggu kabar dari pantauan dikedua lokasi," tambahnya.
Hendra menuturkan, keadaan bumi saat ini yang terus mengalami perubahan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya aktivitas vulkanik gunung berapi. "Bisa saja menjadi penyebab, karena keadaan bumi saat ini sedang tidak menentu," ujarnya.
Sekalipun demikian, PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar gunung berapi untuk tidak panik, tetap waspada, dan sebisa mungkin mengurangi aktivitas di sekitar gunung berapi karena keadaan gunung berapi tidak menentu, serta bisa saja secara tiba-tiba meningkat aktivitasnya.
"Contohnya saja Gunung Merapi, yang menghilang aktivitasnya, kembali normal, lalu tiba-tiba mengalami peningkatan hingga mengeluarkan abu vulkanik serta gempa," ujarnya. (Antara)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...