Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:30 WIB | Senin, 23 Desember 2024

Putin Bantah Rusia Kalah di Suriah, Sebut Akan Bertemu Assad

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggelar konferensi pers akhir tahun tahunannya di Moskow pada 19 Desember 2024. (Foto: AFP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada Kamis (19/12) bahwa Rusia belum terkalahkan di Suriah dan bahwa Moskow telah mengajukan usulan kepada para penguasa baru di Damaskus untuk mempertahankan pangkalan militer Rusia di sana.

Dalam komentar publik pertamanya tentang masalah tersebut, Putin mengatakan dia belum bertemu dengan mantan presiden Suriah, Bashar al Assad, sejak digulingkan dan dipaksa melarikan diri ke Moskow awal bulan ini, tetapi dia berencana untuk melakukannya.

Menanggapi pertanyaan tentang masalah tersebut dari seorang jurnalis Amerika Serikat, Putin malah mengatakan dia akan bertanya kepada al Assad tentang nasib reporter AS, Austin Tice, yang hilang di Suriah, dan siap bertanya kepada para penguasa baru Suriah tentang keberadaan Tice juga.

“Terus terang saja, saya belum bertemu Presiden Assad sejak ia datang ke Moskow. Namun, saya berencana untuk bertemu dengannya. Saya pasti akan berbicara dengannya,” kata Putin.

Ia mengatakan, sebagian besar orang di Suriah yang dihubungi Rusia tentang masa depan dua pangkalan militer utamanya di Suriah mendukung mereka untuk tetap tinggal, tetapi pembicaraan masih berlangsung.

Rusia, yang melakukan intervensi di Suriah pada tahun 2015 dan membalikkan keadaan perang saudara di sana demi kepentingan al Assad, juga telah memberi tahu negara-negara lain bahwa mereka dapat menggunakan pangkalan udara dan pangkalan angkatan lautnya untuk mendatangkan bantuan kemanusiaan bagi Suriah, katanya.

“Anda ingin menggambarkan semua yang terjadi di Suriah sebagai semacam kegagalan, kekalahan bagi Rusia. Saya jamin, tidak demikian. Dan saya akan memberi tahu Anda alasannya. Kami datang ke Suriah 10 tahun lalu untuk mencegah terbentuknya kantong teroris di sana,” kata Putin.

“Secara keseluruhan, kami telah mencapai tujuan kami. Bukan tanpa alasan bahwa saat ini banyak negara Eropa dan Amerika Serikat ingin menjalin hubungan dengan mereka (penguasa baru Suriah). Jika mereka adalah organisasi teroris, mengapa Anda (Barat) pergi ke sana? Jadi itu artinya mereka telah berubah.”

Serangan Rudal Hipersonik Rusia ke Ukraina

Sementara itu, dilaporkan bawa serangan rudal Rusia menewaskan satu orang dan merusak bangunan di seluruh Kiev, kata pejabat setempat, setelah ledakan terdengar di ibu kota Ukraina pada hari Jumat (20/12).

Serangan pada jam sibuk itu memicu kebakaran di beberapa gedung dan merusak banyak gedung perkantoran, menurut kepala administrasi militer Kiev, Serhiy Popko.

Pasukan Rusia menggunakan delapan rudal, termasuk rudal hipersonik Kinzhal dan rudal balistik Iskander/KN-23, untuk melakukan serangan itu, menurut Popko.

Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan bahwa serangan itu melukai sedikitnya tujuh orang, empat di antara mereka dibawa ke rumah sakit.

Pertahanan udara Ukraina terlibat dalam menangkis serangan rudal di Kiev, kata pejabat setempat dan angkatan udara sebelumnya pada hari Jumat.

Saksi mata mengatakan mereka mendengar beberapa ledakan menyusul peringatan angkatan udara tentang serangan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home