Putin Klaim Serangannya ke Ukraina Sesuai Rencana
Ukraina dan Rusia sepakati koridor untuk mengevakuasi warga sipil.
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada hari Kamis (3/3) bahwa operasi militer negaranya di Ukraina berjalan sesuai rencana. Dia menuduh bahwa pasukan Ukraina menggunakan perisai manusia, dan bahwa "tentara bayaran asing" dari Timur Tengah memerangi pasukan Rusia di darat.
“Saya ingin mengatakan bahwa operasi militer khusus berjalan dengan ketat sesuai jadwal, sesuai rencana. Semua tugas yang telah ditetapkan berhasil diselesaikan,” kata Putin dalam pidatonya di Dewan Keamanan Rusia. “Kami sedang berperang dengan neo-Nazi.”
Putin menuduh bahwa pasukan Ukraina menyandera warga asing dan menggunakan perisai manusia, tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.
“Fakta bahwa kami berperang secara khusus melawan neo-Nazi ditunjukkan oleh jalannya permusuhan. Formasi nasionalis dan neo-Nazi, dan di antara mereka ada tentara bayaran asing, termasuk dari Timur Tengah, bersembunyi di balik warga sipil sebagai tameng manusia,” kata Putin.
Pernyataan Putin disampaikan setelah Rusia menginvasi Ukraina dari tiga sisi dalam kampanye militer yang menyebabkan ratusan orang terluka dan menewaskan puluhan warga sipil menurut pihak berwenang Kiev.
Di pihak Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan, mengatakan pada hari Kamis bahwa 498 tentara Rusia tewas dan 1.597 terluka sejauh ini.
Pidato Putin tampaknya ditujukan untuk menyangkal pemerintah Barat dan badan-badan intelijen bahwa kampanye Moskow terlambat dari jadwal dan mengalami kemunduran dalam menghadapi perlawanan tak terduga dari pasukan Kiev.
Kesepakatan Rusia dan Ukraina
Sementara itu, Ukraina dan Rusia sepakat untuk membuat koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil pada hari Kamis, dalam pembicaraan putaran kedua sejak Moskow menginvasi pekan lalu, kata perunding di kedua belah pihak.
“Pembicaraan putaran kedua sudah selesai. Sayangnya, Ukraina belum memiliki hasil yang dibutuhkan. Hanya ada keputusan tentang organisasi koridor kemanusiaan,” kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter.
Pembicaraan antara pejabat Rusia dan Ukraina berlangsung di perbatasan Polandia-Belarus pada hari kedelapan invasi Rusia ke Ukraina. Negosiator Rusia menegaskan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk menciptakan jalan keluar bagi warga sipil.
"Pertanyaan utama yang kami putuskan hari ini adalah masalah menyelamatkan orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata perunding utama Rusia dan mantan menteri kebudayaan, Vladimir Medinsky.
“Rusia menyerukan warga sipil yang berada dalam situasi ini, jika aksi militer berlanjut, untuk menggunakan koridor kemanusiaan ini,” katanya. Negosiator Rusia lainnya, anggota parlemen nasionalis, Leonid Slutsky, mengatakan perjanjian itu akan “diimplementasikan dalam waktu dekat.”
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pekan lalu. Moskow mengklaim tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang tersebar luas. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...