Putin: Tidak Akan Berdamai, 617.000 Tentara Rusia Bertempur di Ukraina
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada hari Kamis (14/12) bahwa total 617.000 tentara Rusia saat ini bertempur di Ukraina.
Sekitar 244.000 di antara mereka adalah tentara yang dipanggil untuk berperang bersama pasukan militer profesional Rusia, menurut presiden.
Putin mengungkapkan rincian langka tentang operasi militer tersebut selama konferensi pers akhir tahun. Dia menepis perlunya gelombang mobilisasi lain setelah merekrut sekitar 300.000 personel pada tahun lalu, sebuah langkah yang terbukti tidak populer.
Dalam konferensi per situ, Putin juga bersumpah bahwa tidak akan ada perdamaian di Ukraina sampai tujuannya tercapai dan mengatakan tujuan tersebut tetap tidak berubah.
Presiden Rusia, yang telah memegang kekuasaan selama hampir 24 tahun dan baru-baru ini mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri kembali, disambut dengan tepuk tangan ketika ia tiba di aula di pusat kota Moskow.
Putin tidak mengadakan konferensi pers seperti biasanya tahun lalu setelah militernya gagal merebut Kiev dan ketika tentara Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah di timur dan selatan negara itu.
Namun dengan kembalinya Presiden Volodymyr Zelenskyy ke Washington untuk memohon bantuan AS, terhentinya serangan balasan, dan laporan mengenai retaknya dukungan Barat terhadap Ukraina, presiden Rusia tersebut telah memutuskan untuk menghadapi media sekali lagi, meskipun siaran tersebut masih banyak koreografinya dan lebih bersifat tontonan dibandingkan pengawasan.
Tahun ini, warga negara biasa mempunyai kesempatan untuk pertanyaan melalui telepon bersama dengan pertanyaan yang diajukan oleh jurnalis, dan masyarakat Rusia telah mengajukan pertanyaan untuk Putin selama dua pekan. Ini adalah pertama kalinya Putin, yang sangat membatasi interaksinya dengan media asing, berpotensi menghadapi banyak pertanyaan dari jurnalis Barat sejak sebelum pertempuran di Ukraina dimulai.
Konferensi pers dibuka dengan pertanyaan mengenai konflik di Ukraina dan menyoroti kekhawatiran sebagian warga Rusia mengenai ketakutan akan gelombang mobilisasi lainnya, yang terbukti tidak populer. Pada bulan September 2022 Putin memerintahkan pemanggilan militer sebagian ketika ia mencoba untuk meningkatkan pasukannya di Ukraina, yang memicu protes.
“Tidak perlu melakukan mobilisasi saat ini,” kata Putin, karena 1.500 orang direkrut menjadi tentara Rusia setiap hari di seluruh negeri. Ia mengatakan, hingga Rabu (13/12) malam, total 486.000 tentara telah menandatangani kontrak dengan militer Rusia.
Putin menegaskan kembali bahwa tujuan Moskow di Ukraina, “de-Nazifikasi, demiliterisasi, dan status netral” Ukraina, tetap tidak berubah. Dia menjelaskan tujuan-tujuan tersebut pada hari dia mengirim pasukan ke negara itu pada bulan Februari 2022.
“De-Nazifikasi” mengacu pada tuduhan Rusia bahwa pemerintah Ukraina sangat dipengaruhi oleh kelompok nasionalis radikal dan neo-Nazi, klaim yang dicemooh oleh Kiev dan Barat.
Putin juga menuntut agar Ukraina tetap netral, dan tidak bergabung dengan aliansi NATO. “Akan ada perdamaian ketika kita mencapai tujuan kita,” kata Putin.
Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa “operasi militer khusus” di Ukraina akan terus berlanjut sampai tujuan yang ditetapkan secara longgar tersebut tercapai.
Selain melewatkan acara telepon biasa dengan orang-orang Rusia biasa dan sesi tradisionalnya dengan wartawan tahun lalu, pidato kenegaraan tahunan Putin juga ditunda hingga bulan Februari tahun ini. Konferensi pers terakhirnya dilakukan pada tahun 2021 di tengah peringatan AS bahwa Rusia berada di ambang pengiriman pasukan ke Ukraina.
Selain konflik di Ukraina, isu ekonomi dan layanan sosial juga diperkirakan akan dibahas pada konferensi pers tersebut, kata wartawan pemerintah Rusia.
Kemunculan Putin terutama ditujukan untuk masyarakat domestik dan merupakan kesempatan baginya untuk secara pribadi menyelesaikan masalah-masalah warga Rusia dan memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan menjelang pemilu 17 Maret.
“Bagi sebagian besar masyarakat, ini adalah satu-satunya harapan dan kemungkinan mereka untuk memecahkan masalah yang paling penting,” menurut laporan berita televisi pemerintah di saluran Russia 1.
Media pemerintah mengatakan bahwa pada hari Rabu, sekitar dua juta pertanyaan untuk Putin telah diajukan sebelum siaran tersebut.
Pada tahun 2021, Putin menelepon seorang warga yang bertanya tentang kualitas air di kota Pskov di Rusia barat dan secara pribadi meyakinkannya bahwa dia akan memerintahkan pemerintah dan pejabat setempat untuk memperbaiki masalah tersebut.
Beberapa jurnalis Rusia, yang mengantri berjam-jam di suhu yang sangat dingin untuk masuk ke tempat tersebut, mengenakan pakaian tradisional, termasuk topi yang rumit untuk menarik perhatian Putin. Banyak jurnalis juga memegang plakat, sehingga menyebabkan Kremlin membatasi ukuran poster yang boleh mereka bawa selama konferensi pers, yang biasanya berlangsung sekitar empat jam.
Peserta harus melakukan tes COVID-19 dan flu sebelum memasuki lokasi konferensi pers. Putin memberlakukan karantina ketat bagi pengunjung selama pandemi COVID-19. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...