Putra TB Simatupang: Gelar Pahlawan Nasional Memiliki Makna Dalam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Siadji Sondang Parluhutan Simatupang, salah seorang putra dari pahlawan nasional, Letjen (Purn.) Tahi Bonar (TB) Simatupang mengatakan ada makna lebih dengan gelar pahlawan nasional yang pemerintah berikan kepada almarhum ayahnya. Siadji mengatakan demikian saat berbincang dengan satuharapan.com pada Sabtu (9/11) di kediamannya di Kemang, Jakarta.
Siadji mengatakan bahwa penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada almarhum ayahnya tersebut bermakna lebih daripada sekadar diabadikan sebagai nama jalan, karena ada apresiasi besar dari pemerintah yang secara simbolis diterima keluarga.
Siadji mengatakan demikian sehubungan dengan TB Simatupang, yang dianugerahi gelar pahlawan nasional bersama dua tokoh perjuangan bangsa lainnya, Jumat (8/11), di Istana Negara, Jakarta.
“Mungkin pada zaman itu banyak orang tidak paham siapa TB Simatupang dan hanya sekadar lewat jalan itu, tetapi kalau pemberian gelar pahlawan nasional memberi makna lebih dari itu,” kata Siadji.
Siadji tidak mempermasalahkan mengapa pemberian gelar pahlawan nasional diberikan belakangan daripada nama jalan yang telah terlebih dahulu dilakukan. Dia pun mengaku dahulu cukup senang karena mengatakan tidak semua pahlawan secara otomatis diabadikan sebagai nama jalan.
“Tidak semua nama jalan adalah pahlawan nasional, dan tidak semua nama pahlawan akan langsung diabadikan secara otomatis sebagai nama jalan,” kata Siadji.
Siadji mengisahkan bahwa saat itu dia diajak untuk hadir di peresmian jalan itu dalam sebuah upacara kecil, dan kondisi Jl. TB. Simatupang berbeda dengan keadaan saat ini.
“Saya waktu itu masih datang saat peresmian jalan itu, dan waktu itu ada upacara kecil berkaitan dengan peresmian jalan itu. Nah, sekarang nama jalan itu terkenal, kondisi jalan waktu itu belum sebaik sekarang yang sudah menjadi salah satu pusat bisnis di jakarta,” menurut Siadji.
Siadji mengatakan, saat itu penamaan Jl. TB Simatupang adalah prakarsa Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto. Siadji tidak dapat memastikan kapan penamaan jalan tersebut menggunakan nama ayahnya.
“Saat nama ayah saya diabadikan sebagai nama jalan, artinya ada sebagian orang yang menghargai almarhum dan merasa bahwa namanya harus diabadikan. Yang termudah adalah diberikan nama jalan, untuk tahunnya saya lupa persis tahun berapa. Kemungkinan setelah tahun 90, karena ayah saya meninggal tahun 1990. Saya ingat waktu itu gubernur yang memberikan adalah Wiyogo Atmodarminto. Beliau (Wiyogo) waktu itu menanyakan kepada pihak keluarga apakah ada keberatan dari pihak keluarga besar tentang pemberian nama ayah kami (almarhum) sebagai nama jalan. Kami setuju saja usulan tersebut,” kata Siadji.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional yang dilakukan pada Jumat (8/11) sebagai rangkaian kegiatan menyambut Hari Pahlawan, 10 November besok, didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 68/TK/Tahun 2013 yang ditandatangani oleh Presiden SBY pada 6 November lalu. Penganugerahan gelar pahlawan ini diberikan kepada tiga tokoh pejuang Indonesia, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat (almarhum), Lambertus Nicodemus Palar (almarhum), dan Letjen (Purn). TB Simatupang (almarhum).
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...