Qantas Dinobatkan Sebagai Maskapai Paling Aman di Dunia
SATUHARAPAN.COM - Situs yang berbasis di Australia, AirlineRatings.com, menempatkan maskapai penerbangan Qantas di peringkat teratas daftar maskapai teraman yang didasarkan pada berbagai faktor, termasuk audit otoritas penerbangan dan catatan kematian yang disebabkan maskapai. Sementara maskapai Jetstar masuk dalam daftar maskapai murah paling aman.
Editor dan wartawan penerbangan dari AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas, seperti diberitakan radioaustralia.net.au, 7 Januari, mengatakan Qantas berada di puncak daftar keselamatan penerbangan karena tak menimbulkan satu korban jiwa pun sejak era jet dimulai.
"Qantas telah menjadi maskapai teratas dalam keselamatan penerbangan selama 60 tahun terakhir," katanya dalam laporan.
Ketua Strategic Aviation Solutions yang juga seorang analis, Neil Hansford, mengatakan, Qantas benar-benar layak berada di peringkat nomor satu. "Sangat sulit bagi maskapai mana pun untuk mendekati posisi mereka, Qantas tidak pernah kehilangan satu pun penumpang yang membayar," ujarnya.
Maskapai lain yang masuk sepuluh besar, dalam urutan abjad, adalah Air New Zealand, Cathay Pacific Airways, British Airways, Emirates, Etihad Airways, EVA Air, Finnair, Lufthansa, dan Singapore Airlines. Selain terus berinovasi dalam upaya keselamatan, maskapai tersebut seperti diberitakan cnn.com, juga unggul dalam pemakaian pesawat-pesawat baru.
Sepuluh maskapai murah dalam urutan abjad adalah Aer Lingus, Alaska Airlines, Icelandair, Jetstar, Jetblue, Kulula.com, Monarch Airlines, Thomas Cook, TUI Fly, dan Westjet.
Dari 449 maskapai penerbangan yang disurvei, 149 di antaranya mendapat penghargaan tujuh bintang dalam peringkat keselamatan, termasuk Virgin Australia.
Neil Hansford mengatakan, baik Qantas dan Virgin selalu memiliki budaya keselamatan yang kuat.
"Perusahaan-perusahaan itu selalu ingin memenuhi dan melampaui apa yang diwajibkan CASA (Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil), dan kami selalu menjadi contoh terbaik dunia," katanya.
Neil juga menolak anggapan pemotongan staf pemeliharaan, khususnya PHK besar yang dilakukan Qantas dalam beberapa tahun terakhir, bisa membahayakan keselamatan.
Ia mengatakan, berkurangnya staf maskapai diperlukan karena pesawat modern dirancang untuk membutuhkan perawatan yang tak terlalu banyak, dan sebagian komponen dirancang untuk diganti, bukannya diperbaiki.
"Dalam banyak komponen itu, Anda mengambil satu dan Anda menggantinya dengan yang baru, dan komponen yang diganti dikembalikan ke produsen untuk diolah kembali," dia menambahkan.
Keselamatan Tentu Ada Harganya
Neil mengatakan, kunci dari performa Qantas yang konsisten dalam peringkat keselamatan penerbangan udara terletak pada pilotnya.
"Keselamatan tentu membutuhkan biaya, dan pilot Qantas termasuk yang dibayar paling baik di dunia. Mereka termasuk pilot yang paling terampil di dunia," dia mengungkapkan.
Ia mengisahkan kasus pesawat Qantas dengan nomor penerbangan QF32, yang melibatkan pesawat Airbus A380. Pesawat itu melakukan pendaratan darurat di Singapura pada 2010 setelah sebuah mesinnya terbakar beberapa menit sesedah lepas landas.
Awak pesawat yang berpengalaman, yang dipimpin Kapten Richard de Crespigny, dipuji atas pendaratan yang aman.
Neil mengatakan, insiden dan kerusakan yang dihasilkan pesawat telah direplikasi dalam simulator dengan hasil yang fatal. "Dalam simulasi lain yang dilakukan, pesawat dibuat jatuh," dia mencontohkan.
Secara keseluruhan, situs AirlineRatings mencatat tahun 2014 jumlah kematian akibat penerbangan sangat tinggi, dengan 21 kecelakaan fatal yang menyebabkan hilangnya 986 nyawa, berusia rata-rata di atas 10 tahun.
Meski demikian, situs web ini menunjukkan bahwa dua pesawat Malaysia Airlines yang jatuh dan hilang sifatnya sangat tidak biasa dan menyumbang lebih dari separuh jumlah kematian. Sementara itu, situs ini juga mencatat rekor jumlah penumpang yang diangkut, yakni 3,3 miliar penumpang dengan 27 juta penerbangan.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...