Qatar Diminta Bantu Bebaskan Uskup Yang Diculik di Suriah
DOHA, SATUHARAPAN.COM – Patriark gereja Maronite, Bechara Boutros Rai, meminta pemerintah Qatar menjadi mediator untuk menjamin keselamatan dan membebaskan dua uskup gereja itu yang diculik di Suriah beberapa bulan lalu.
Boutros Rai mengatakan hal itu, Kamis (24/10), setelah Qatar yang mendukung kelompok pemberontak di Suriah memainkan peran kunci dalam pembebasan Sembilan sandera Syiah Libanon, Sabtu lalu. Mereka ditahan selama 17 bulan oleh kelompok pemberontak di Suriah utara dan dibebaskan dalam pertukaran dengan dua pilot Turki yang diculik di Libanon pada bulan Agustu.
"Kami berterima kasih kepada Qatar untuk semua yang dilakukan itu untuk menekan pembebasan warga Libanon yang diculik di Suriah, kata Patriark Lebanon kepada wartawan di Doha. Pada hari Rabu, dia mengadakan pembicaraan dengan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.
"Kami berharap mereka akan bekerja untuk membantu memperjelas nasib dua uskup dan tiga pendeta yang diculik pada bulan Februari, Maret dan April," kata Patriark.
Menjadi Korban
Uskup Gereja Ortodoks Yunani di Allepo, Boulos Yaziji, dan Uskup Gereja Orthodox Syriac, Yohanna Ibrahim, ditangkap oleh sejumlah pria bersenjata pada bulan April di dekat kota Aleppo di wilayah Suriah bagian utara.
Sampai sekarang tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan itu. Namun sumber di Gereja Ortodoks Yunani mengatakan bahwa para penculik adalah kelompok jihad dari Chechnya (Rusia).
Warga Kristen merupakan sekitar lima persen dari populasi Suriah. Mereka telah menjadi semakin rentan terhadap serangan dan penculikan, serta pelanggaran hukum di sana. Mereka menjadi korban dari konflik yang melanda negara itu sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar Al-Assad meletus dua tahun lalu. (ahram.org.eg)
Editor : Sabar Subekti
KPK: Gubernur Bengkulu Peras Pegawai Biayai Pilkada
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan Gubernur Be...