Raih Emas, Dua Siswa Teliti Cangkang Kerang untuk Transplantasi Tulang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peserta didik SMAK 1 PENABUR, Marc Matthew Khorey dan Florencia Stella meraih medali emas pada Lomba Peneliti Belia 2020 bidang Ilmu Hayati karena meneliti cangkang kerang oyster sebagai bahan inti alternatif dalam pembuatan bone graft (transplantasi tulang).
Marc dan Florencia saling berkolaborasi melakukan penelitian mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Mereka melakukan tahapan literature research dengan membaca jurnal terkait judul penelitian yang mereka ambil. Kemudian, menyusun rancangan penelitian untuk dikumpulkan pada tingkat provinsi.
“Kami meneliti cangkang kerang oyster sebagai bahan inti alternatif dalam pembuatan bone graft. Secara garis besar, kami meneliti apakah cangkang tiram yang dianggap sebagai limbah tidak bernilai dapat menjadi sesuatu yang esensial seperti bioceramics yang menjadi salah satu bahan penyusun bone graft,” jelas Marc dan Florencia dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, hari Rabu (2/12).
Setelah itu, pada tingkat nasional Marc dan Florencia merealisasikannya lewat penelitian yang dilakukan di LIPI. Pada tahap final, mereka mempresentasikan hasilnya lewat PowerPoint yang telah disusun sebelumnya. Semua tahapan tersebut dilewati Marc dan Florencia selama tiga minggu pada Oktober 2020.
Florencia mengatakan bahwa banyak kendala yang harus dilewati di dalam kompetisi ini. Di samping perlombaan yang berlangsung secara daring, permasalahan lainnya yang lebih crucial adalah pada proses pengumpulan data hasil penelitian.
“Hal tersebut disebabkan sulitnya proses perizinan untuk melakukan penelitian di LIPI. Juga karena masa pandemi, prosedur dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi lebih ketat dari biasanya,” ungkap Florencia.
Sementara itu, Marc menyebutkan kendala lainnya yang muncul yaitu pada durasi waktu penelitian. Menurutnya sangat banyak terjadi kesalahan kecil yang berpotensi berdampak besar.
“Maka itu, kami sedikit merasa kewalahan karena topik yang kami angkat memerlukan proses reaksi dan proses pembuatan yang cukup rumit dan panjang. Namun, kendala tersebut akhirnya dapat kami atasi,” kata Marc.
Marc dan Florencia berharap melalui tantangan yang berhasil mereka lalui tersebut diharapkan peserta didik BPK PENABUR Jakarta lainnya tidak mudah putus asa dan terus berjuang di dalam menghadapi masalah sesulit apapun.
“Don’t forget to take care of your physical health, mental health, and emotional health,” pesan Marc dan Florencia.
Dalam kesempatan itu, Marc dan Florencia berterima kasih kepada tenaga pendidik SMAK 1 PENABUR yang secara suportif mendukung mereka di dalam mengikuti kompetisi ini, antara lain Sylviana Chrisyan, SE, MM, Padmikha Budidharma, Dra, Melissa Suryani, SPd, Petrus Witriyanto, MM, dan Maria Sri Wagiyati, Dra.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...