Raja Salman Kecam Serangan London
Empat orang tewas dan 40 terluka setelah ditabrak dan ditikam dalam serangan cepat di gerbang demokrasi Inggris pada Rabu (22/3) yang dihubungkan polisi dengan “terorisme terkait Islam.”
Serangan terjadi di Jembatan Westminster di seberang Big Ben, bangunan ikonis yang menarik jutaan wisatawan dan berdiri di atas Gedung Parlemen Inggris.
Mobil penyerang menyeruduk para pejalan kaki di jembatan itu sebelum menabrak pagar yang mengelilingi Gedung Parlemen yang dijaga ketat, menimbulkan keterkejutan dan kepanikan di parlemen Inggris.
Penyerang kemudian berlari melewati gerbang, mengacungkan pisau dan menikam seorang polisi berusia 48 tahun hingga tewas sebelum ditembak seorang petugas lainnya.
Perdana Menteri Theresa May menggambarkan serangan itu “memuakkan dan keji” dan mengatakan “teroris tersebut memilih untuk menyerang jantung ibu kota kami” dalam serangan yang menargetkan nilai-nilai demokrasi Inggris.
Berdiri di luar kediamannya di Downing Street setelah rapat kabinet darurat, May menyuarakan penantangan dan mengatakan parlemen akan bertemu seperti biasa pada Kamis.
“Kita semua akan maju bersama, jangan pernah menyerah pada teror dan jangan pernah membiarkan suara-suara kebencian dan kejahatan memisahkan kita,” ungkap May.
Pejabat kontraterorisme Inggris Mark Rowley mengatakan empat korban termasuk seorang polisi yang menjaga parlemen dan tiga warga.
“Kami berasumsi itu terorisme terkait Islam,” kata Rowley kepada wartawan, menambahkan para penyidik meyakini mereka mengetahui identitas penyerang yang ditembak mati oleh polisi.
Parlemen dilarang keluar selama beberapa jam dan ratusan anggota parlemen dan pengunjung kemudian dievakuasi ke Westminster Abbey dan markas Kepolisian Metropolitan London. (AP/AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...