Rakernas Muslimat NU Bahas Ketahanan Keluarga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rapat Kerja Nasional Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) mengangkat tema ketahanan keluarga sebagai isu utama yang dibahas. Rapar kerja diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, dan dibuka hari Rabu (28/5), dan berlangsung hingga 1 Mei.
"Ketahanan keluarga sangat penting, sebab ketahanan nasional hanya bisa diwujudkan jika ketahanan keluarga mantap," kata Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, di Jakarta, Senin (26/5).
Menurut Khofifah, fakta bahwa angka perceraian semakin tinggi, terlebih dengan perempuan sebagai pihak yang mengajukan gugatan, merupakan persoalan yang sangat memprihatinkan.
Sebagai organisasi perempuan, kata dia, Muslimat NU tidak boleh menutup mata terhadap kondisi ini, karena ketahanan keluarga juga akan menentukan kualitas generasi bangsa mendatang.
Selain angka perceraian yang tinggi, hal lain yang mendorong Muslimat NU mengangkat ketahanan keluarga dalam rakernas adalah tingginya angka kekerasan seksual terhadap anak-anak dan praktik hubungan bebas di kalangan remaja.
Muslimat NU menginisiasi gerakan kembali ke keluarga, gerakan untuk lebih memberikan perhatian kepada keluarga, sebagai salah satu solusi.
"Kita tidak bisa mengandalkan sekolah saja untuk mendidik dan mengawasi anak-anak kita," kata Ketua PP Muslimat NU Mursyidah Thohir, penanggung jawab forum yang membahas topik aktual dalam rakernas itu.
Rakernas Muslimat NU dihadiri sekitar 1500 kader, dan akan dibuka Wakil Presiden Boediono pada Rabu (28/5). Akan hadir juga Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, serta Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...