Rakyat Armenia Kecam Pemerintah Atas Kesepakatan Gencatan Senjata
Mereka memasuki gedung parlemen dan memporak-porandakan kator itu.
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Kekacauan terjadi di dalam parlemen Armenia pada dini hari Selasa (10/11) ketika pengunjuk rasa marah pada kesepakatan gencatan senjata dengan Azerbaijan. Mereka menguasai ruang dan mengecam kepemimpinan negara.
Ratusan orang menyerbu ke dalam gedung setelah Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengumumkan kesepakatan untuk mengakhiri enam pekan perebutan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Banyak yang berkumpul di dalam ruang dalam, mengambil kursi anggota parlemen dan berteriak "mundur!" atau "keluar!"
Perdebatan dan bentrokan terjadi ketika pengunjuk rasa mencoba naik ke podium untuk berbicara dan diteriaki, dengan beberapa orang melempar botol.
Beberapa polisi yang hadir tidak berbuat banyak untuk mencegah kekacauan dan orang-orang berkeliaran di lorong, di mana pintu telah dibuka dan isi kantor dibongkar.
Ribuan pengunjuk rasa sebelumnya berkumpul di luar markas pemerintah di Yerevan dan menyerbu gedung, menggeledah kantor dan memecahkan jendela. Laporan media lokal mengatakan ketua parlemen, Ararat Mirzoyan, telah diserang dan dipukuli.
Kerumunan semakin kecil seiring berlalunya malam, tetapi beberapa pengunjuk rasa tetap berada di dalam parlemen.
Pashinyan meminta pengunjuk rasa untuk pulang, dengan menulis di Facebook: "Pada saat sulit ini kita harus berdiri bahu-membahu." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...