Rakyat Irak Kembali Demo: Akhiri Pemerintahan Sektarian
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Ribuan Irak berkumpul di lapangan di ibu kota, Baghdad, hari Jumat (15/78) menuntut perubahan dan reformasi pemerintah yang dinilai korup. Kebanyakan dari mereka adalah pendukung ulama Syiah, Moqtada Al-Sadr.
Demonstrasi seperti itu dimulai pada bulan April dan beberapa kali demonstran menyerbu kawasan yang disebut Zona Hijau Baghdad, memprotes lambatnya perubahan pemerintahan dan berlarut-larutnya pembahasan di parlemen. Kerusuhan dalam demonstrasi itu menyebabkan sejumlah korban.
Pengikut Al-Sadr kembali dengan tuntutan mereka untuk memerangi korupsi dan merombak sistem pemerintahan berdasarkan etnis, sektarian dan kuota partai. Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi dinilai gagal melaksanakan reshuffle kabinet yang dijanjikannya bulan yang lalu sebagai bagian dari reformasi.
Protes berulang kali mendorong Al-Abadi untuk mengganti menteri yang dipilih atas dasar afiliasi politik dengan menteri teknokrat independen. Namun baru-baru ini dia mengatakan ada risiko dalam upaya mendorong militer dalam mengusir kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) dari kota Mosul.
Menurut laporan Reuters, aktivitas demonstran berhenti semalam, karena pasukan keamanan dikerahkan menjelang demonstrasi, dengan mengadakan parade militer di Baghdad yang tengah memperingati hari nasional. Namun Al-Sadr mengunjungi LapanganTahrir pada hari Rabu dengan mengenakan seragam militer bukan seperti biasa mengenakan jubah ulama dan sorban. Hal itu meningkatkan kekhawatiran kemungkinan terjadinya konfrontasi.,
Al-Abadi kemudian melakukan sejumlah kunjungan ke beberapa pos pemeriksaan keamanan pada hari Kamis dalam upaya meningkatkan citranya di tengah meningkatnya gelombang protes publik yang menyalahkan pemerintah gagal memberikan keamanan.
Pendukung Al-Sadr berjanji untuk melanjutkan protes tetapi dengan cara damai. Sejauh ini tidak ada laporan kekerasan serius dalam beberapa jam aksi demonstrasi, dan warga mulai menarik diri.
Seorang juru bicara demonstran mengeluarkan daftar tuntutan, termasuk pemecatan perdana menteri, presiden dan ketua parlemen. Mereka juga menuntut para pejabat yang korup dipecat, dan diakhirnya sistem kuota.
Tuntutan lain adalah mereformasi peradilan dan komisi pemilihan umum, siaran telavisi pada sidang parlemen. Sebagai penutup pernyataan, demonstran melambaikan bendera Irak dan meneriakkan, "Ya, ya untuk Irak! Ya, ya untuk reformasi!"
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...