Ramaphosa dan Dlamini-Zuma Calon Pemimpin Afrika Selatan
JOHANNESBURG, SATUHARAPAN.COM - Usaha untuk menggantikan Presiden Jacob Zuma yang terkait skandal dimulai hari Sabtu (16/12), sewaktu ribuan delegasi partai yang berkuasa di Afrika Selatan, Kongres Nasional Aftrika (ANC), berkumpul untuk memilih pemimpin baru.
Reputasi gerakan pembebasan Nelson Mandela yang diusung partai itu telah tercemar selama pemerintahan Zuma, yang masa jabatan keduanya akan segera berakhir. Pemimpin baru ANC kemungkinan akan menjadi presiden mendatang Afrika Selatan pada pemilu 2019.
Dua calon unggulan ANC adalah Wakil Presiden Cyril Ramaphosa dan Nkosazana Dlamini-Zuma, mantan istri Zuma sekaligus mantan Ketua Komisi Uni Afrika.
Para pemilih selama ini frustasi dengan ANC karena pemerintahan Zuma tercemar oleh skandal dan berbagai tuduhan korupsi. Gerakan pembebasan Afrika yang dimotori ANC telah memerintah Afrika Selatan sejak pemilu demokratis pertama pada tahun 1994. Gerakan yang memerangi sistem pemerintahan minoritas kulit putih yang disebut apartheid ini merayakan hari jadinya yang ke-105 tahun ini.
Para pengamat mengatakan, partai itu perlu memulihkan reputasinya atau akan terpaksa membentuk pemerintahan koalisi untuk pertama kalinya. Karena begitu dalamnya perpecahan, para analis memperkirakan, siapapun yang terpilih, Ramaphosa atau Dlamini-Zuma, bisa berarti berakhirnya dominasi ANC karena para anggota faksi yang kalah kemungkinan akan membentuk partai paru.
Zuma mungkin saja memimpin negara hingga 2019, ketika masa jabatannya berakhir, atau mundur karena dipaksa atau atas keinginan sendiri, sebelum itu oleh pemimpin baru partai menjelang pemilihan umum.
Di bawah kepemimpinan Zuma, tingkat pengangguran meningkat menjadi hampir 30 persen dan pertumbuhan ekonomi melambat. Lebih dari 55 persen penduduk negara itu kini hidup di bawah garis kemiskinan. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...