Rantai Keluarga
Seperti Papa yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada saya waktu saya kecil melalui perkataan dan penjelasan yang dia dapat dari orangtuanya, kali ini saya pun meneruskan pengajarannya kepada anak-anak saya.
SATUHARAPAN.COM – Malam itu, sama seperti malam Imlek pada tahun-tahun sebelumnya, setelah kami makan bersama di rumah, saya dan Papa pergi ke Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon, naik becak. Jam 12 malam kami tiba di Vihara. Sementara adik-adik tidur ditemani Mama dengan semua lampu yang dinyalakan. Setengah berlari, saya mengikuti Papa yang langkah-langkahnya sedemikian cepat di tengah keramaian, melihat dan mengamati sekeliling. Lilin-lilin besar dengan tulisan nama—yang tingginya saat itu lebih tinggi dari saya—menyala terang, bercampur dengan asap ribuan hio yang dipakai bersembahyang memedihkan mata.
Papa akan bersembahyang dengan hio dari satu meja altar ke meja altar lain, semua tidak ada yang dilewati. Saya kadang terpaku mengamati lukisan-lukisan yang ada di dinding vihara. ”Itulah neraka,” Papa menjelaskan, ”orang yang jahat, yang tidak jujur, yang hidupnya merugikan orang lain, akan dihukum di neraka. Makanya kamu harus jadi orang baik, walaupun orang jahat sama kamu karena semua ada balasannya kelak.”
Dan sebelum pulang, Papa akan mengocok bambu Ciam Si, ramalan yang tertera dalam batang bambu, dengan suara nyaring, sampai keluar satu batang bambu yang berisi ramalan untuk tahun berikutnya.
Sekian tahun berlalu. Sekarang kami sudah meninggalkan Cirebon, Papa juga sudah tiada. Adat dan tradisi sudah tidak menjadi ritual lagi. Namun, kenangan itu tidak akan hilang, bagaimana keluarga adalah suatu kesatuan di kala susah dan senang, makan bersama setiap tahun mencerminkan kebersamaan dalam keluarga.
Seperti Papa yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada saya waktu saya kecil melalui perkataan dan penjelasan yang dia dapat dari orangtuanya, kali ini saya pun meneruskan pengajarannya kepada anak-anak saya: ”Ada Sang Pencipta yang selalu mengamati kita, melakukan kebaikan adalah keharusan, karena kita sudah ditebus oleh darah-Nya.”
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...