Rapat Paripurna Berakhir, Ruhut Panggil Novanto Ganteng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah peristiwa menarik terjadi sesaat setelah Ketua DPR Setya Novanto mengetuk palu tanda berakhirnya Rapat Paripurna DPR RI keempat, pada Kamis (16/10). Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul tiba-tiba menyalakan mikrofon dan berulang-ulang memanggil Setya Novanto dengan sebutan ganteng.
“Setya Novanto, Setya, Novanto yang ganteng,” ucap Ruhut dengan suara lantang di Ruang Rapat Paripurna, Nusantara II, Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/10).
Saat ditemui satuharapan.com ketika hendak meninggalkan Ruang Rapat Paripurna, Ruhut mengatakan tindakan tersebut dilakukannya karena ingin menyampaikan agar Rapat Paripurna DPR ke depan dapat berlangsung lebih tepat waktu.
“Aku hanya minta satu hal, karena undangan pukul 09.00 WIB, marilah kita tepati waktu itu. Tadi teman-teman wartawan bertanya pada saya, Bang Ruhut ini bagaimana, baru empat kali paripurna sudah terlambat terus,” ujar sosok yang acap kali menyebutkan dirinya sebagai juru bicara Partai Demokrat itu.
“Tadi aku mohon, agar ke depannya undangan jam 10.00 WIB saja. Memang, kemarin dibuat pukul 09.00 WIB dengan tujuan pukul 10.00 WIB dimulai. Tapi yang terjadi pukul 11.00 WIB baru dimulai, kita harus dengarlah hati sahabat wartawan juga,” dia menambahkan.
Tapi, lanjut Ruhut, karena teman-teman legislator lainnya sudah ribut mengenai jabatan, jadi permasalahan ini tidak diperhatikan. Kalau aku tidak pernah, aku bagaimana agar DPR ini jadi baik saja,” kata dia.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR itu pun berharap agar Anggota DPR lainnya dapat lebih displin, mau bekerja keras, dan belajar. Karena menurut dia, sudah seharusnya tuga wakil rakyat adalah bekerja untuk rakyat.
“Kasihan, kita ini kan wakil rakyat, dimana lembaga kita selalu bawa nama rakyat, tapi kita tidak pernah bekerja untuk rakyat,” tutur Ruhut.
Tidak Disengaja
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan, Fadli Zon mengatakan keterlambatan itu tidak disengaja dan terjadi karena menunggu kuorum anggota DPR.
“Keterlambatan itu sebenarnya karena ada lobi, pembicaraan, dan persiapan lebih dulu, bukan kesengajaan. Bahkan tadi kita (pemimpin DPR) datang jauh lebih pagi dari jadwal, tapi pemimpin juga menunggu kuorum,” ucap dia.
Editor : Bayu Probo
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...