Ratusan Pelayat Hadiri Pemakaman Imam Masjid New York
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Ratusan pelayat berkumpul di New York City pada Senin (15/8) waktu setempat menghadiri pemakaman imam masjid yang tewas ditembak pada akhir pekan kemarin.
Layanan pemakaman tradisi Islam untuk Imam Maulama Akonjee (55), dan Thara Uddin (64), menarik kerumunan besar di area parkir dekat lokasi di mana pria itu tewas ditembak setelah salat pada hari Sabtu (13/8) lalu di Masjid Al-Furqan Jame di Ozone Park, Queens.
Para pembicara di pemakaman memohon penegak hukum untuk menyelidiki insiden pembunuhan itu dan meningkatkan upaya untuk melindungi bagian dari kota seperti Ozone Park, di mana banyak Muslim tinggal dan bekerja.
"Kami ingin keadilan," kata Badrul Kahn, pendiri dan penasihat utama masjid Al-Furqan, berteriak kepada orang banyak dalam pidato pembukaan. "Kami ingin keadilan," jawab para pelayat, kebanyakan dari mereka laki-laki yang mengenakan pakaian Islam.
Walikota Bill de Blasio, yang memimpin pemakaman, berjanji akan meningkatkan kehadiran polisi di lingkungan setempat meskipun motif di balik pembunuhan itu masih belum jelas.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi tapi kami akan selidiki," kata walikota.
"Sebuah serangan pada salah satu dari kami adalah serangan terhadap kita semua."
Pria yang dimintai keterangan oleh detektif pada Senin telah ditahan pada keadaan yang tidak terkait dan tidak didakwa dalam pembunuhan, juru bicara Kepolisian New York mengatakan.
Sebelumnya, NBC News dan New York Daily News mengatakan orang itu tersangka, mengutip sumber penegak hukum yang tidak disebutkan namanya.
Polisi telah merilis sketsa tersangka laki-laki dengan rambut hitam, jenggot dan kacamata. NBC melaporkan orang yang dimintai keterangan cocok dengan deskripsi itu.
Meski begitu, para korban tampaknya telah ditargetkan oleh seorang pria bersenjata yang mengintai mereka saat mereka usai menjalankan shalat azhar di Masjid Al Furqan dan menembak mereka di kepala dari jarak dekat sekitar 13:50 (1750 GMT) pada hari Sabtu, kata polisi setelah mewawancarai para saksi.
Imam masjid itu membawa 1.000 dolar uang tunai pada saat serangan tapi uang tidak diambil oleh pelaku, New York Times melaporkan, perampokan mungkin bukan sebagai motif.
Felix Lopez (26), yang telah tinggal di Ozone Park selama satu dekade dan bekerja di sebuah kedai pangkas rambut, mengatakan umat Islam di lingkungan itu kebayakan keturunan Bangladesh yang ramah, namun mungkin ada sedikit dendam antara kelompok rasial dan etnis di daerah itu, demikian Reuters melaporkan.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...