Ratusan Pemimpin Aborigin Bertemu Rumuskan Referendum
ULURU, SATUHARAPAN.COM - Ratusan pemimpin Aborigin Australia berkumpul di Uluru, Australia tengah, hari ini (24/05) untuk sebuah pertemuan bersejarah merumuskan langkah-langkah agar keberadaan mereka diakui secara resmi dalam konstitusi.
Pertemuan selama tiga hari itu bertepatan dengan ulang tahun ke-50 referendum pada 1967 yang memperbolehkan suku asli Australia dimasukkan dalam perhitungan sensus.
Sebagai catatan, Australia sampai saat ini tidak menyebut rakyat Aborigin dalam konstitusi mereka.
Pertemuan ini akan merundingkan konsensus untuk mendapatkan metode terbaik bagi pengakuan eksistensi Aborigin.
Lebih dari 200 delegasi dari kelompok-kelompok pribumi hadir pada Konferensi Nasional Pertama itu, yang akan merumuskan dasar-dasar bagi laporan yang akan disampaikan kepada para pemimpin politik Australia Juni mendatang.
Rekomendasi mereka kemungkinan akan menghasilkan referendum yang akan diikuti oleh seluruh rakyat Australia.
Pertemuan ini adalah lanjutan dari 12 pertemuan para pemimpin pribumi Australia dalam enam bulan terakhir. Diharapkan pertemuan itu akan membicarakan kemungkinan pengakuan terhadap suku asli dimasukkan dalam konstitusi atau dicantumkan secara terpisah.
Penduduk Aborigin di Australia mencapai 2,5 persen dari total 24 juta penduduk.
Baik Perdana Menteri Australia, Malcom Turnbull, maupun pemimpin oposisi, Bill Shorten, menolak dengan hormat menghadiri pertemuan ini, dengan alasan menghindari campur tangan politik.
Namun, Turnbull telah menegaskan dukungannya bagi keharusan diakuinya Aborigin dalam konstitusi Australia.
Berbicara di hadapan parlemen hari ini (24/05) dalam acara peringatan 50 tahun referendum 1967, Turnbull mengakui pengakuan terhadap penduduk asli belum cukup dari pemerintah sejak 50 tahun lalu.
Dia tidak menutup kemungkinan untuk mengamandemen konstitusi Australia.
"Kita sekarang memiliki kesempatan untuk mengambil langkah lainnya dalam perjalanan kita," kata dia.
Referendum terhadap pengakuan Aborigin dalam konstitusi Australia sudah pernah direncanakan dan bahkan diharapkan akan berlangsung hari ini. Tetapi kemudian tertunda.
Dari hasil pertemuan tersebut, diharapkan munciul peta jalan (road map) referendum yang akan diserahkan kepada Turnbull dan Bill Shorten pada bulan Juni.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...