Ratusan Ribu Ikan Mati Tak Terkendali di Sungai Australia
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah New South Wales, Australia, mengakui kematian ratusan ribu ekor ikan di sungai Darling River berada di luar kendali. Foto-foto terbaru menunjukkan besarnya skala kematian ikan di sungai yang terletak di Kota Menindee tersebut.
Menteri urusan perairan regional NSW, Niall Blair hari Selasa (29/1) mendatangi Menindee, dan akan melihat langsung upaya pembersihan sungai dari bangkai ikan.
Kota Menindee selama ini menjadi pusat bencana ekologis berupa kemarau berkepanjangan. Penemuan ribuan bangkai ikan merupakan yang ketiga kalinya dalam dua bulan.
Pemerintah NSW, kata Blair, tak punya alternatif lain setelah pemasangan aerator (penambah oksigen) di sepanjang sungai itu gagal menjaga ikan-ikan tetap hidup.
"Bila ada hal lain yang bisa dilakukan, kami pasti melakukannya," katanya dilansir abc.net.au, pada Selasa (29/1).
Dia memastikan permasalahannya bukan pada kurangnya dana, melainkan karena memang tak ada alternatif penyelesaian.
Menteri Blair awal tahun ini sudah mengunjungi daerah itu juga. Namun saat itu warga setempat marah karena sang menteri menghindar dari mereka.
Sejauh ini diperkirakan hampir sejuta ekor ikan mati di Darling River di Menindee akibat ganggang yang menghilangkan oksigen dari air.
Perubahan suhu udara yang tiba-tiba serta curah hujan, diketahui memperburuk meluasnya pertumbuhan ganggang di Darling River.
Menurut Blair, Menindee mengalami cuaca panas dalam waktu lama, sehingga ketika suhu udara turun 20 derajat Celsius pada hari Minggu (27/1), ikan-ikan di sungai itu pun tak bisa bertahan.
"Hal itu di luar kendali kita," katanya.
Kualitas air yang buruk di Darling River mendorong keluarnya peringatan kesehatan. Kini penduduk setempat terpaksa membeli air bersih.
Warga pedalaman Australia kini menyalahkan keputusan yang diambil Murray-Darling Basin Authority, mengosongkan Danau Menindee pada 2014 dan 2017 menyusul memburuknya jalur air di kawasan itu.
Blair menjelaskan, pihaknya masih memeriksa kematian ikan dalam jumlah besar pada 15 Desember lalu. Pihaknya akan menggunakan masukan dari pakar untuk upaya pemulihan yang tepat.
"Kami tahu aerator kita itu cuma solusi sementara, tapi kami siap mencoba semua yang bisa dilakukan," katanya.
Menurut dia, satu-satunya hal yang akan mengubah kondisi saat ini hanyalah datangnya air segar ke sungai.
"Kemungkinan itu tidak ada saat ini," katanya, merujuk pada musim kemarau berkepanjangan.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...