Ratusan Ribu Orang Tanpa Akses Air Minum Akibat Penghancuran Bendungan di Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada hari Rabu (7/6) penghancuran bendungan Kakhovka di Ukraina selatan telah menyebabkan ratusan ribu orang tanpa akses normal ke air minum.
Banjir di Ukraina selatan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada hari Rabu dan puluhan ribu warga sipil mengungsi dari daerah tersebut dipengaruhi oleh runtuhnya bendungan pada hari Selasa, yang Zelenskyy menyalahkan pada Rusia. Tapi Moskow menyalahkan Ukraina.
"Penghancuran salah satu waduk air terbesar di Ukraina benar-benar disengaja... Ratusan ribu orang dibiarkan tanpa akses normal ke air minum," tulis Zelenskyy di aplikasi perpesanan Telegram.
Para pejabat mengatakan bahwa sebagian wilayah Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia, Mykolaiv, dan Kherson di selatan dan tenggara Ukraina akan mengalami gangguan pasokan air. “Prioritas utama sekarang adalah menyediakan air ke daerah yang terkena serangan teroris Rusia,” tulis Wakil Perdana Menteri Ukraina, Oleksandr Kubrakov, di Twitter.
Badan Pemulihan dan Pengembangan Infrastruktur Ukraina mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk menyediakan 1,5 miliar hryvnias (setara Rp 210 miliar) untuk pembangunan jaringan pipa dengan kapasitas sekitar 300.000 meter kubik air per hari. Total panjang pipa air baru akan menjadi 87 km (54 mil), kata badan tersebut.
Sementara itu, Kementerian kesehatan memperingatkan potensi bahaya kesehatan karena bahan kimia di dalam air, dan mendesak warga untuk hanya minum air kemasan dan air yang aman, serta menggunakan air yang aman saat memasak.
2.700 Orang Dievakuasi
Lebih dari 2.700 orang telah dievakuasi di kedua sisi Sungai Dnipro akibat banjir yang disebabkan oleh penghancuran bendungan Kakhovka yang diduduki Rusia di Ukraina, kata para pejabat hari Rabu.
Seorang juru bicara layanan darurat Ukraina, Oleksandr Khorunzhyi, mengatakan di televisi bahwa lebih dari 1.450 orang telah dievakuasi. “Saat ini belum ada informasi mengenai korban tewas atau luka-luka,” katanya seraya menambahkan bahwa ketinggian air di kota Kherson naik lima meter.
Para pejabat mengatakan ribuan lainnya harus meninggalkan rumah mereka dan banyak yang sudah melakukannya atas kemauan sendiri.
Wakil gubernur wilayah Kherson yang diangkat Moskow, Tatyana Kuzmich, mengatakan 1.274 orang dievakuasi di sisi sungai yang dikuasai Rusia.
Kuzmich mengatakan, jumlah tersebut termasuk 38 orang yang telah diselamatkan dari atap rumah, menambahkan bahwa beberapa warga masih terlantar. "Menurut data dari kementerian darurat, 1.274 telah diselamatkan, 32 di antaranya cacat," katanya di televisi pemerintah Rusia.
Dia mengatakan saat ini ada 350 orang yang tinggal di tempat penampungan sementara.
Seorang pejabat pendudukan Rusia di kota Golaya Pristan, Gennady Nedyalkov, mengatakan hingga 1.500 orang akan dievakuasi dari kota itu pada Rabu. "Kami telah mengambil lebih dari 200 orang," katanya. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...