Ratusan Tokoh Serukan Irak Normalisasi Hubungan dengan Israel
ARBIL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 300 warga Irak, termasuk para pemimpin suku, menghadiri konferensi di wilayah otonomi Kurdistan yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Amerika Serikat yang menuntut normalisasi hubungan antara Baghdad dan Israel, kata penyelenggara hari Sabtu (25/9).
Ini adalah inisiatif pertama di Irak, di mana musuh bebuyutan Israel, Iran, memiliki pengaruh yang sangat kuat, dan konferensi berlangsung pada hari Jumat (24/9) dan diselenggarakan oleh Pusat Komunikasi Perdamaian (CPC) yang berbasis di New York.
CPC mengadvokasi normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, di samping bekerja untuk membangun hubungan antara organisasi masyarakat sipil.
Kurdistan Irak memelihara hubungan baik dengan Israel, tetapi pemerintah federal di Baghdad tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Empat negara Arab: Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan, tahun lalu sepakat untuk berdamai dengan Israel dalam proses yang disponsori AS yang disebut Kesepakatan Abraham.
"Kami menuntut integrasi kami ke dalam Kesepakatan Abraham," kata Sahar Al-Tai, salah satu peserta, membacakan pernyataan penutup di ruang konferensi di sebuah hotel di ibu kota wilayah Kurdi, Arbil.
"Sama seperti perjanjian ini memberikan hubungan diplomatik antara penandatangan dan Israel, kami juga menginginkan hubungan normal dengan Israel," katanya.
"Tidak ada kekuatan, lokal atau asing, yang memiliki hak untuk mencegah seruan ini," tambah Tai, kepala penelitian di kementerian kebudayaan pemerintah federal Irak.
Sebanyak 300 peserta konferensi tersebut berasal dari seluruh Irak, menurut pendiri CPC, Joseph Braude, seorang warga negara AS keturunan Yahudi Irak.
Mereka termasuk perwakilan Sunni dan Syiah dari "enam kegubernuran: Baghdad, Mosul, Salaheddin, Al-Anbar, Diyala dan Babel," meluas ke kepala suku dan "intelektual dan penulis", katanya kepada AFPmelalui telepon.
Pembicara lain pada konferensi tersebut termasuk Chemi Peres, kepala sebuah yayasan Israel yang didirikan oleh ayahnya, mendiang presiden Shimon Peres.
"Normalisasi dengan Israel sekarang menjadi kebutuhan," kata Sheikh Rissan Al-Halboussi, seorang peserta dari Provinsi Anbar.
Para pemimpin Irak Kurdi telah berulang kali mengunjungi Israel selama beberapa dekade dan politisi lokal secara terbuka menuntut Irak menormalkan hubungan dengan Israel, yang sendiri mendukung referendum kemerdekaan 2017 di wilayah otonom.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...