Raut Sampah di Bantaran Sungai Kalimalang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tumpukan sampah menggunung dan berserakan di enam titik Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di bantaran Sungai Kalimalang, antara Jalan Kyai Haji Noor Alie, Bekasi, hingga Jalan Inspeksi Saluran Kali Malang, Jakarta Timur.
Sungai Kalimalang merupakan sungai yang menyuplai air ke perusahaan daerah air minum (PDAM). Air sungai tersebut kemudian dikelola menjadi air jernih dan didistribusikan kepada masyarakat Kota Jakarta dan sekitarnya. Kalimalang memiliki panjang 20 kilometer, dari Cawang (Jakarta) hingga Bekasi, meliputi sejumlah Kelurahan ataupun wilayah di sepanjang sungai ini.
Ketika satuharapan.com menelusuri bantaran sungai, pada Senin (6/1) pagi hingga sore hari, tampak sampah-sampah menumpuk dan sampah plastik bertebaran karena angin kencang di sejumlah lokasi TPS. Jika dicermati, sepanjang bantaran Sungai Kalimalang terdapat banyak TPS liar yang dijadikan warga setempat sebagai lokasi pembuangan sampah.
Sementara itu, kondisi bak penampungan sampah pada beberapa TPS rusak dan kelebihan jumlah sampah, ada juga bak sampah dengan kondisi baru, serta ada TPS yang dibangun dengan pagar besi di perumahan Kodam Jatiwaringin.
Sampah Kiriman
Petugas keamanan perumahan Kodam Jatiwaringin, Kelik mengatakan, TPS yang dibangun oleh Suku Dinas Kebersihan di perumahan Kodam Jatiwaringin sering mendapat kiriman sampah dari wilayah perumahan lainnya. "TPS ini baru dibangun tiga bulan lalu, tapi banyak sampah yang bukan dari komplek ini. Gerobak-gerobak banyak yang ke sini dari luar komplek, sekarang tidak boleh lagi," kata dia.
Menurut Kelik, pengawasan terhadap bangunan TPS terus ditingkatkan guna mencegah pengiriman sampah dari perumahan lain. Selain itu, lanjut dia, TPS akan ditanami sejumlah tumbuhan menjalar untuk mengurangi bau menyengkat. "Sekitar bangunan TPS sudah ditumbuhi pohon-pohon bambu. Nanti besi-besi teralisnya akan ditumbuhin pohon merambat untuk mengurangi bau sampah," kata dia.
Di tempat terpisah, petugas kebersihan sampah TPS RW 02, Nana mengatakan, kiriman sampah dari warga sangat banyak ke TPS di bantaran Sungai Kalimalang Jalan Cipinang Melayu, sedangkan ukuran bak penampungan tidak memadai untuk menampung sampah. Selain itu, kata dia, mobil dinas kebersihan setempat sering beralasan rusak sehingga pengangkatan sampah menjadi tertunda.
"Sampah sini meledak melulu, biasanya di sini sering bersih. Saya biasa yang nyapuin, tapi karena mobil rusak jadi menumpuk begini," kata Nana di tengah sampah kantong plastik.
Sejauh ini, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Bekasi dan Kota Administrasi Jakarta Timur belum memberikan keterangan terkait TPS-TPS yang berada di bantaran Sungai Kalimalang.
Sampah Padat Naik 70 Persen
Laporan Bank Dunia (The World Bank) berjudul "What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management" yang diterbitkan, pada Maret 2012, jumlah sampah padat di kota-kota besar di dunia akan terus naik sebesar 70 persen hingga tahun 2025 dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun.
Dalam laporan itu terungkap, Indonesia memproduksi sampah padat secara nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal itu berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari.
Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional hanya 80 persen yang berhasil dikumpulkan dan sisanya terbuang mencemari lingkungan. Masih menurut laporan itu disebutkan jumlah sampah di Ibukota Jakarta mencapai 7.896 ton per hari, di mana setiap penduduk Jakarta membuang sampah padat sebesar 0,88 kg per hari. Dari jumlah tersebut, hanya 83 persen sampah di Jakarta yang berhasil dikumpulkan dan sisanya terbuang mencemari lingkungan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...