Reaksi Dunia Atas Kematian Fidel Castro
HAVANA, SATUHARAPAN.COM – Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, mendapat pujian dari beberapa pemimpin dunia yang mengenang dia sebagai teman dan sekutu, sementara orang-orang Kuba yang melarikan diri ke Miami, Amerika Serikat, merayakan kematiannya.
Fidel Castro, pemimpin revolusi Kuba pada tahun 1959, berkuasa atas negara komunis itu selama 49 tahun. Dia meninggal pada hari Jumat (25/11) di Havana, Kuba.
Berikut beberapa reaksi awal atas meninggalnya ikon Perang Dingin pada usia 90 tahun, yang hidupnya diwarnai oleh resistensi yang keras terhadap kapitalis Amerika Serikat.
"Nama negarawan terhormat ini dianggap sebagai simbol sebuah era dalam sejarah dunia modern," kata presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam telegram kepada Presiden Kuba, Raul Castro, adik Fidel, yang dikutip AFP dari Kremlin.
"Fidel Castro adalah seorang teman yang tulus dan dapat diandalkan Rusia," katanua.
"Fidel berdiri dan memperkuat negaranya selama blokade Amerika yang paling keras, ketika ada tekanan kolosal terhadap dirinya dan dia masih mampu mengatasi negaranya keluar dari blokade ini ke jalur pengembangan independen," kata mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, yang dikutip Interfax.
"Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan ketika Fidel Castro tidak secara resmi berkuasa, perannya dalam memperkuat negara masih besar," katanya.
Sementara itu, Presiden Tiongkon memuji Castro dalam pesan yang dibacakan di televisi negara, "Rakyat Tiongkok telah kehilangan kawan baik dan sejati. Kamerad Castro akan hidup selamanya."
Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, memberikan salah satu ungkapan yang hangat untuk pemimpin Kuba ini. "Presiden Castro diidentikan dengan perjuangan kami melawan apartheid. Dia mengilhami rakyat Kuba untuk bergabung dengan kami dalam perjuangan kami sendiri. Sebagai cara untuk membalas penghormatan untuk mengenang Presiden Castro, tanggung jawab yang kuat pada solidaritas, kerja sama dan persahabatan yang ada antara Afrika Selatan dan Kuba harus dijaga dan dipelihara," kata Zuma.
Hubungan baik antara Kanada dan Kuba tercermin dalam pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. "Dengan sangat sedih saya baru saja mendengar tentang kematian Fidel Castro. Seorang teman lama bagi Kanada dan keluarga saya," kata Trudeau.
Fidel Castro mewujudkan revolusi Kuba pada dua hal, "harapan" dan kemudian "kekecewaan," kata Presiden Perancis, Francois Hollande, dalam sebuah pernyataan. "Seorang aktor Perang Dingin ... ia mewakili, untuk Kuba, kebanggaan dalam menolak dominasi eksternal," kata Hollande menambahkan, mengacu pada oposisi Castro pada Amerika Serikat.
Presiden Venezuela, Hugo Chaves, sekutu utama Kuba di wilayah tersebut, mengatakan tentang Castro di akun Twitter: "Terserah kita untuk meneruskan warisannya dan membawa bendera kemerdekaan."
Perdana Menteri Spanyol mengirim ucapan bela sungkawa kepada pemerintah dan rakyat Kuba melalui pesan di akun Twitter, di mana dia menggambarkan Castro sebagai "tokoh bersejarah yang penting".
Perdana Menteri India mengirim ungkapan "bela sungkawa terdalam" kepada Kuba. "Semoga jiwanya beristirahat dalam damai," katanya dalam akun Twitter. "Fidel Castro adalah salah satu tokoh yang paling ikonik dari abad ke-20. India berduka atas kehilangan teman baik."
Kematian Castro diperlakukan kurang simpatik di Miami, kota di Amerika hanya 150 kilometer dari pantai Kuba, di mana banyak penentang rezim komunis itu melarikan diri. Banyak orang yang tewas saat mencoba untuk mencapai wilayah itu dari Kuba dengan perahu.
Di tengah teriakan "Cuba Libre!" dan "Freedom! Freedom!" warga Kuba-Amerika turun ke jalan-jalan. "Ini menyedihkan bahwa orang menemukan suka cita dalam kematian seseorang, tetapi orang itu tidak seharusnya lahir," kata Pablo Arencibia, 67 tahun, seorang guru yang melarikan diri Kuba 20 tahun yang lalu, dikutip AFP.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...