Recharj, Cafe Tidur Pertama di Washington DC
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Jam kerja yang panjang sebagai konsultan teknologi informasi (IT) membuat Daniel Turssini sering lelah di tengah-tengah hari kerjanya. Ia menanyai para profesional bisnis lain di sekitarnya, mengenai apa yang mereka lakukan dan di mana mereka dapat mengumpulkan energi lagi.
Jawabannya bervariasi, mulai dari tidur sejenak di mobil di garasi atau di lobi hotel terdekat, atau tidur di meja kerja mereka. Turissini kemudian mendapati bahwa orang-orang yang bekerja berlebihan dan terlalu stress, memerlukan tempat tenang untuk jeda dari kerja dan beristirahat. Ia mendirikan tempat semacam itu yang disebut Recharj.
Ibu kota Amerika, Washington DC, adalah lokasi banyak institusi pemerintah, lembaga-lembaga keuangan serta berbagai jenis firma dan korporasi. Di jantung kota yang sibuk ini, di mana orang bekerja dengan jam kerja yang panjang, kini ada tempat untuk mengumpulkan energi lagi, Recharj, yang dibuka beberapa bulan silam.
Orang singgah dari berbagai penjuru kota untuk rehat. Di sana tersedia tempat-tempat tidur individual, dengan selimut serta penutup mata beraroma lavender. Alunan musik lembut membuat mereka segera tertidur.
Setelah tidur sejenak selama 20 menit, mereka bangun dan kembali bekerja dalam keadaan segar.
Pendiri Recharj, Daniel Turissini, mengatakan,“Kami melihat DC dan warga Washington, termasuk saya sendiri, menerima ini dengan tangan terbuka.”
Turissini mengatakan, Recharj menawarkan jawaban bagi gaya hidup kita yang berirama cepat, kesempatan untuk rileks.
Untuk membantu para klien meningkatkan kesehatan fisik dan jiwa mereka, Recharj menawarkan sesi meditasi yang dibimbing oleh pemandu.
Salah seorang pemandu senior di Recharj adalah Page Lichens. Ia mengatakan, suara-suara menenangkan memungkinkan seseorang memasuki suatu tempat dengan meninggalkan pikiran-pikiran lain. Mereka akan merasa rileks lebih dalam lagi, bukan sekadar berbaring dan mencoba tidur.
Connor Garrity, konsultan IT dan klien Recharj, mengatakan, "Rasanya seperti hari baru saja dimulai dan (pikirkan) ya Tuhan, bagaimana aku bisa melewati sisa hari ini? ' Itu hal yang besar. Saya sering ke sini di tengah hari, dan setelah bekerja. Dan itu sangat membantu karena Anda akan merasa berenergi kembali.”
Sementara tren untuk meningkatkan kesehatan dan mendorong kebiasaan sehat berlanjut, bisnis rehat tengah hari ini diperkirakan akan berkembang luas. Daniel Turissini bangga menjadi salah seorang perintisnya. (voaindonesia.com)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...