Rektor PTKN dan ASN Kemenag Diminta Ikut Rawat Kerukunan RI
BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/1) malam.
Kepala Negara dalam acara ini turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir dan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.
Dalam laporannya Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, menyampaikan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) baru saja menyelesaikan rapat kerja nasional (Rakernas) yang diikuti oleh para rektor keagaamaan sebanyak 72 orang.
“Rakernas untuk meneguhkan moderasi agama untuk dunia dan Indonesia karena agama makin diperlukan dalam kehidupan yang makin kompleks. Sehingga, agama senantiasa menjadi pijakan dasar bagi anak bangsa untuk berbangsa dan bernegara,” kata Menag.
Dalam konteks Indonesia, Menag meyakini, jika setiap warga menjalankan agamanya maka ia sedang menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
Seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) di Kemenag, lanjut Menag, harus menjaga kualitas kerukunan antar umat beragama untuk dirawat sebaik-baiknya.
“Selaku Aparatur Sipil Negara, kami merasa berkewajiban untuk menjaga keberlangsungan roda pemerintahan di negara tercinta di mana agama tidak dapat terpisahkan,” ujar Menag.
Menurut Menag, Rakernas dihadiri oleh bukan hanya rektor perguruan tinggi keagaman negeri namun juga para ASN di lingkungan Kemenag.
Aset Terbesar Bangsa Indonesia: Persatuan, Kerukunan, dan Persaudaran
Sebelumnya ketika menghadiri acara Perayaan Natal Nasional Tahun 2018 yang dihelat di Gedung Serbaguna T. Rizal Noordin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (29/12/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Tuhan menganugerahi bangsa Indonesia dengan rasa persaudaraan, cinta kasih, dan persatuan yang tinggi.
Oleh karena itu, keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia hendaknya tidak dipandang sebagai sumber perpecahan, tetapi sebagai sumber potensi besar dan kekuatan.
“Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaran. Dan persatuan yang bersumber dari keragaman bangsa kita, Indonesia, adalah kekuataan kita, yang tidak mudah dikalahkan oleh siapapun, karena persatuan kita sangat kuat,” kata Presiden di hadapan ribuan hadirin.
Untuk itu, Presiden mengajak semua pihak untuk terus menjaga, merawat, dan mensyukuri anugerah Tuhan berupa keragaman dan persatuan tersebut dengan saling menghormati, menghargai, membantu, dan mengasihi.
“Karena dimana ada si Rungguk, di situ ada si Tata. Di mana pun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Presiden berpantun.
Kepala Negara kembali melontarkan sebuah pantun untuk mengucapkan selamat Natal dan tahun baru.
“Terletak di tanah batang ubi jadi tunas, terletak di tanah besi jadi karat. Selamat Natal tahun 2018 dan sekaligus saya mengucapkan selamat tahun baru 2019. Kiranya damai, sejahtera, selalu hadir di negara kita Indonesia,” kata Kepala Negara. (Setkab)
Editor : Melki Pangaribuan
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...