Relawan Bersihkan Pantai Bali dari Sampah Yang Terbawa Angin dan Arus Laut
BALI, SATUHARAPAN.COM-Ratusan relawan bergabung dalam aksi bersih-bersih pantai di Bali, Indonesia, pada hari Sabtu (4/1), saat hujan muson membawa apa yang digambarkan aktivis sebagai gelombang sampah plastik "terburuk" yang menghantam pantai-pantai yang menjadi favorit wisatawan.
Negara Asia Tenggara ini merupakan salah satu penyumbang polusi plastik dan sampah laut terbesar di dunia, dengan hujan muson tahunan dan angin yang menyapu tumpukan sampah plastik dari kota-kota dan sungai ke laut.
Beberapa di antaranya hanyut ratusan kilometer sebelum terdampar di pantai-pantai pulau wisata—terutama antara November dan Maret.
Di Pantai Kedonganan di selatan pulau, gelas plastik, sedotan, peralatan makan, dan bungkus kopi kosong berserakan di pasir, bercampur dengan puing-puing tanaman dan kayu.
Berton-ton Sampah
Sekitar 600 relawan, termasuk penduduk setempat, pekerja perhotelan, dan wisatawan, memberanikan diri di pagi yang hujan untuk memungut sampah dengan tangan sebelum mengisi ratusan karung besar.
LSM lingkungan, Sungai Watch, menyebutnya sebagai pencemaran sampah plastik "terburuk" yang terdampar di pantai Bali.
"Kami belum pernah melihat plastik setebal satu meter di pasir. Hanya dalam enam hari pembersihan, kami mengumpulkan 25 ton, yang merupakan rekor bagi kami," kata pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib.
Bencheghib mengatakan audit menemukan sebagian besar sampah plastik berasal dari kota-kota di Jawa, pulau terpadat di Indonesia.
Tatiana Komelova, seorang relawan turis Rusia, mengatakan pemandangan pencemaran itu mengejutkannya dan memotivasinya untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-harinya.
“Saya tahu masalah itu ada, tetapi saya tidak tahu kalau seburuk ini,” katanya. “Saya banyak menggunakan produk plastik dalam hidup saya, dan sekarang saya berusaha menguranginya sebisa mungkin.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Turki: Pemerintah Baru Suriah Harus Ambil Alih Kamp-kamp ISI...
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengatakan pada hari Kamis (2/1) bah...