Relawan Olimpiade Mengalami Perlakuan Kurang Manusiawi
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah sukarelawan Olimpiade 2016 menyatakan rasa tidak puas bekerja di ajang multieven olahraga dunia empat tahunan tersebut karena mendapat perlakuan yang kurang manusiawi.
Menurut nationalpost.com, hari Sabtu (20/8) beberapa sukarelawan atau anggota keluarga sukarelawan yang membantu kelancaran panitia lokal Olimpiade 2016 mengeluhkan mendapatkan makanan kadaluarsa dan bekerja lebih dari 12 jam setiap hari.
Lebih dari 6.500 pekerja sukarelawan di Olimpiade 2016 kebanyakan bekerja sebagai pelayan atau penjual makanan di berbagai stan dekat arena pertandingan. Masalah lain yang dikeluhkan sukarelawan termasuk jam kerja yang panjang dan sedikit istirahat.
“Saya bekerja lebih dari 12 jam dalam upacara pembukaan dan beberapa teman saya meninggalkan stadion Maracana (stadion tempat pembukaan Olimpiade, Red) setelah pukul dua dini hari,” kata Cassi de Assis, seorang sukarelawan yang memiliki tiga anak.
“Kami diperlakukan seperti binatang,” dia menambahkan.
Assis bekerja untuk perusahaan katering yang memiliki pengalaman dalam kegiatan olahraga, Food Team. Beberapa rekan Assis yang tidak disebutkan namanya mengatakan makanan yang disajikan perusahaan tersebut berkualitas rendah.
Assis bersama beberapa rekannya mengeluhkan tingginya jam kerja saat Olimpiade berlangsung, namun mendapat upah yang mereka anggap kurang manusiawi.
Namun Food Team mengeluarkan bantahan resmi dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut secara seksama mengikuti undang-undang tentang ketenagakerjaan yang berlaku di Brasil.
"Semua hak-hak buruh, termasuk lembur dihormati dan sepatutnya dibayar," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan katering lain yang melayani makanan di area umum di dua tempat Olimpiade, Dica do Chef, mengatakan menandatangani kesepakatan dengan aparat hukum yang berwenang di Brasil berjanji memperbaiki kondisi pekerja.
“Kami telah mengambil semua langkah yang diperlukan sebelum itu,” kata Antonio Pulchinelli dari Dica Do Chef.
Ia menyalahkan sukarelawan bekerja dengan kondisi yang buruk saat Olimpiade 2016, karena panitia lokal tidak menyediakan infrastruktur yang memadai untuk pekerja.
Sebagian besar sukarelawan yang bekerja di Olimpiade direkrut oleh perusahaan alih daya (outsourcing), ManpowerGroup Inc.
Dalam pernyataan resmi ManpowerGroup hanya merekrut dan menseleksi para pekerja, namun tidak memastikan kondisi kesehatan setiap pekerja.
Wakil dari Jaksa Brasil, Cynthia Maria Lopes mengatakan mereka mengadakan pertemuan dengan perusahaan lain untuk memastikan mereka mengikuti undang-undang tenaga kerja. "Pemantauan akan berlanjut sampai akhir pertandingan," kata Cynthia Maria Lopes.
Dia mengatakan panitia lokal harus memastikan pekerja memiliki dokumentasi ketenagakerjaan yang tepat dan setiap penyimpangan segera diperbaiki.
Perolehan Medali Olimpiade
Hingga hari Minggu (21/8), menurut situs resmi Olimpiade rio2016.com, Amerika Serikat menempati peringkat pertama tabel perolehan medali dengan 40 medali emas, 36 medali perak, dan 35 medali perunggu.
Britania Raya menempati peringkat kedua dengan 26 medali emas, 22 medali perak, dan 15 perunggu. Di tempat ketiga terdapat Republik Rakyat Tiongkok dengan 24 medali emas, 18 medali perak, dan 26 medali perunggu.
Pada urutan keempat terdapat Rusia dengan 16 medali emas, 17 medali perak, dan 19 medali perunggu. Di peringkat kelima terdapat Jerman dengan 16 medali emas, sembilan medali perak, dan 14 perunggu. Sementara Indonesia tidak menambah medali dan berada di urutan ke-42 dengan satu medali emas, dan dua medali perak. (nationalpost.com/rio2016.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...