Relokasi Pengaruhi Pilihan Warga Rusun Jatinegara Barat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Relokasi terhadap warga Kampung Pulo ke Rusun Jatinegara Barat tampaknya masih meninggalkan bekas yang mendalam. Pasalnya, sudah satu tahun lebih menjadi penghuni rusun, sebagian warga mengaku masih mengalami trauma dan berdampak cukup besar siapa calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka pilih.
Tiga warga saat diwawancara mengaku dalam memilih kali ini mempertimbangkan dengan matang. Mereka masih merasa kecewa dengan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
"Kami masih trauma dengan pemindahan paksa dari Kampung Pulo ke sini. Kala itu pemberitahuannya sangat mendadak sehingga persiapan pindah sangat kurang. Yang jelas kecewa. Ini berdampak besar pada pilihan kami," ujar salah satu ibu rumah tangga penghuni rusun yang melakukan pencoblosan di TPS 34, Lina (28 tahun), kepada satuharapan.com, hari Rabu (15/2) pagi.
Lina berharap kepada calon gubernur dan wakil gubernur yang dipilihnya untuk membuat kesejahteraan masyarakat, terutama penghuni rusun merata.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Yuliana. Ia mengungkapkan, kecewa kepada gubernur dan wakil gubernur saat ini karena terlalu membanggakan pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada penghuni rusun.
"KJP dalam kampanye terlalu diekspos, padahal ini memang kewajiban pemerintah," ujar dia.
Ikhwal efek relokasi terhadap pilihan, Yuliana menilai di Rusun Jatinegara beraneka ragam pilihan warga.
"Kebanyakan berpengaruh terhadap pilihan. Ada yang pro ada yang kontra," katanya.
Yuliana yang berharap agar calon pemimpin berikutnya memberikan hal yang lebih baik dari segi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
"Pemerintah harus menjamin pekerjaan kami lebih baik ketimbang saat belum direlokasi," ujar dia.
Vina, salah satu warga rusun berusia 17 tahun juga mengungkapkan pengaruh relokasi terhadap pilihannya. "Jelas mempengaruhi, karena di sini adalah warga-warga yang terkena gusur dan jadi tidak punya rumah sendiri."
Ia berharap pemimpin selanjutnya mau menepati janji dalam menyelesaikan banjir dan kemacetan.
"Kampung Pulo meskipun kami sudah pindah masih banjir. Jalan juga macet. Saya minta itu diperbaiki," kata dia.
Terpantau di dua TPS di Rusun Jatinegara (TPS 33 dan 34) telah memasuki jam bagi pemilih tambahan yang tidak memiliki C6 dan tidak tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemilih tambahan diizinkan memberikan suara dengan membawa e-KTP dan Kartu Keluarga (KK) yang beralamat Rusun Jatinegara Barat.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...