Remaja Masjid Kupang Ajak Warga Kristen Ikut Takbiran
KUPANG, SATUHARAPAN.COM – Remaja Masjid Nurul Mudin Namosai Kota Kupang melibatkan warga nelayan beragama Kristen di Kupang dalam kegiatan malam takbiran laut "Gema Takbiran Samudra" yang diadakan hari Selasa malam (5/7).
Ketua panitia penyelenggara Kader Kafur menjelaskan kegiatan "Gema Takbiran Samudra" merupakan pawai malam takbiran melalui jalur laut mengikutsertakan para nelayan di Kota Kupang.
"Persiapan sudah dilakukan dan semua nelayan yang diikut tidak hanya dari kalangan Muslim namun masyarakat nelayan yang beragama Kristen," katanya kepada Antara di Kupang, hari Senin (4/7).
Rute takbiran laut tersebut akan berlangsung dari Masjid Nurul Mudin di Pantai Namosain hingga Kelapa Lima Kota Kupang.
Menurut Kader Kafur, "Gema Takbiran Samudra" menjadi momentum yang baik untuk menjalin kekerabatan dan toleransi antar umat beragama di kalangan masyarakat nelayan.
"Kita sudah mengundang semua nelayan di Kota Kupang untuk ikut dalam "Gema Takbiran Samudera" dan banyak yang sudah konfirmasi untuk siap ikut," katanya.
Kegiatan kegamaaan malam takbiran "Gema Takbiran Samudra" tersebut tidak hanya melibatkan umat Muslim namun para nelayan yang beragama Kristen sebagai agama mayoritas di Kupang.
"Ini kedua kalinya dilakukan, tidak hanya melibatkan umat Muslim namun masyarakat nelayan yang beragama Kristen juga ikut berpartisipasi," katanya.
Sebelumnya, kata dia, para nelayan Muslim juga ikut dalam pawai hari raya umat Kristen, Paskah. Jadi, lanjutnya, toleransi antar umat beragama tetap terjalin.
Humas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab Sidin mengatakan para nelayan sudah mengkonfirmasi untuk ikut dalam "Gema Takbiran Akbar" tersebut.
"Ada banyak nelayan di Tenau yang siap ikut dalam pawai takbiran lewat jalur laut menggunakan kapal-kapal nelayan yang tersedia" katanya kepada Antara.
Tidak hanya di Tenau, takbiran laut juga diikuti oleh nelayan-nelayan yang berlabuh di Oeba, Namosain, dan Kelapa Lima.
Abdul Wahab Sidin menyambut baik malam takbiran yang juga melibatkan masyarakat nelayan dari agama Kristen yang mayoritas di Kota Kupang.
Hal ini, kata dia, menunjukkan bahwa nilai-nilai toleransi antar umat bergama tetap terpelihara dalam kehidupan masyarakat nelayan. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...