Reza Pergi Tarawih
SATUHARAPAN.COM – Waktu tarawih masih satu jam lagi, tetapi suara Reza sudah terdengar riuh. Bocah tiga tahun itu berjalan mondar-mandir di depan rumahnya sambil bersenandung tak jelas, seakan memberi kode agar ayah ibunya bergegas.
Ia tampak senang ketika keluarganya siap-siap berangkat, begitu pun tetangga-tetangga sekitar. Mereka membentuk iring-iringan yang berjalan ke tempat tarawih, dengan Reza di antaranya. Senyumnya mekar dan tangannya melambai ketika melihat saya berdiri di depan rumah.
Ada kebanggaan polos seorang anak kecil di sana. Kebanggaan karena melakukan sesuatu yang penting. Pentingnya apa mungkin ia tidak tahu, namun yang jelas itu pasti penting karena dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Reza begitu senang. Ini tahun pertama ia ikut tarawih.
Saya pun ingat pernah memiliki rasa penasaran sekaligus keriangan masa kecil seperti itu. Ya, saya penasaran pada sebuah buku tebal bersampul coklat tua milik Papa saya. Buku itu begitu sering dibawanya pada hari minggu. Dalam pikiran kanak-kanak saya, buku itu pasti sangat istimewa, saya sering melihat Papa begitu serius membacanya di kamar. Kadang Papa menceritakan hal-hal yang menakjubkan, dan katanya, semua cerita itu berasal dari buku tebal tadi. Saya pun giat belajar membaca. Dan tentu saja bisa dibayangkan betapa membuncah hati ketika buku pertama yang dihadiahkan Papa kepada saya adalah sebuah versi mini dari buku miliknya. Sebuah Alkitab kecil yang menjadi awal kecintaan saya membaca.
Sekarang saya bukan anak kecil lagi, tetapi di sekitar saya ada banyak anak kecil. Hal-hal atau benda-benda yang saya perlakukan dengan istimewa, entah itu saya sadari atau tidak, ada dalam radius pengamatan anak-anak. Mungkin ada yang mereka abaikan, mungkin ada yang mereka tiru dan lupakan, tetapi bisa jadi ada yang membekas di kalbu mereka untuk masa entah berapa lama. Mungkin itu adalah hal-hal yang baik. Mungkin juga sebaliknya. Senyum dan lambaian tangan Reza sebelum tarawih mengingatkan saya akan hal yang penting tersebut.
Semoga Reza tetap penuh kebahagiaan menjalankan ibadahnya dan tak berjarak menyapa saya ketika kelak ia memahami bahwa Indonesia ini beragam dalam suku, bahasa, dan agama.
Selamat merayakan Hari Anak Nasional!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...