Rezim Suriah Lancarkan Serangan Jelang Perundingan Damai
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Pihak oposisi terkemuka Suriah mengecam meningkatnya serangan oleh pasukan pemerintah sebagai sebuah "pesan berdarah" yang bertujuan untuk menyabotase perundingan damai yang akan digelar di Jenewa pada pekan depan, Minggu (19/2).
Komite Negosiasi Tinggi (HNC) mengatakan bahwa serangan terbaru di Damaskus, Kota Homs, dan di tempat lain bertujuan untuk "menghalangi upaya transisi politik di Suriah."
"Ini adalah pesan berdarah dari rezim kriminal hanya beberapa hari menjelang perundingan politik di Jenewa yang menunjukkan penolakan dari setiap solusi politik," kata HNC dalam sebuah pernyataan yang diunggah secara online.
Bahkan kelompok oposisi bersenjata menuduh rezim pemerintah menghilangkan semua peluang resolusi damai untuk perang Suriah.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu, pemberontak mengatakan bahwa serangan di Damaskus, Homs, barat laut Idlib "merusak gencatan senjata dan mengakhiri peluang untuk solusi politik."
Sedikitnya 16 orang tewas pada Sabtu (18/2) ketika pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke arah pemakaman di dekat Damaskus, dan tiga warga sipil tewas dalam sejumlah serangan udara di Homs, kota terakhir yang dikuasai pemberontak, menurut Observatorium HAM Suriah.
Pada Minggu, tujuh warga sipil juga tewas akibat serangan udara di sebuah kota di Suriah selatan, sementara baku tembak di Kota Daraa menewaskan seorang perawat dan seorang gadis muda, kata kelompok HAM itu.
Perundingan damai di Jenewa yang akan dimulai pada 23 Februari dihadiri oleh seorang kepala negosiator oposisi baru sebagai perwakilan HNC, pengacara Mohammed Sabra. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...