RI-Australia Jajaki Penurunan Harga Daging Impor AUD 1/Kg
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, mengatakan Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan skema rata-rata harga daging untuk dua jenis daging yakni daging beku dan daging segar.
Enggar mengaku telah bertemu dengan asosiasi, distributor daging yang menguasai lebih dari 300 pasar dan juga dengan para importir serta Bulog untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. Namun dia belum dapat menjelaskan secara rinci skema yang dimaksud.
“Ada beberapa langkah yang kami akan lakukan, yang saya belum bisa sampaikan di sini, tetapi kita lagi buat skemanya agar ada dua harga, dua jenis, yaitu daging beku dan … daging fresh,” kata Mendag Enggar dalam konferensi pers, di Jakarta, hari Jumat (9/12).
Enggar juga mengatakan, Pemerintah Indonesia tengah bernegosiasi dengan Pemerintah Australia untuk mendapatkan kesepakatan penurunan harga sapi impor jenis bakalan sebesar 1 dolar Australia per kilogram (kg).
“Kini dalam proses negosiasi yang mudah-mudahan, saya bisa membantu untuk mendapatkan penurunan harga sapi bakalan paling tidak 1 dolar (Australia) per kilogram. Itu proses yang kemarin juga menjadi pembicaraan kami dengan Menteri Perdagangan Australia (Steven Ciobo),” kata Enggar.
Menurut Enggar, harga daging atau harga sapi tidak ditentukan oleh Pemerintah Australia tetapi berdasarkan business to business (B to B). Enggar mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia akan menentukan regulasi dan peraturan untuk membentuk struktur harga.
“Kita bisa melakukan pembicaraan pembahasan berapa harga yang akan terjadi dan tugasnya dari Australia untuk berbicara dengan eksportirnya Australia dan kami dari importinya dari sini (Indonesia), sehingga dengan demikian kita tahu berapa harga rata-rata untuk yang disebut sebagai daging sapi fresh,” katanya.
Pengembangbiakan Sapi
Sebelumnya, Mendag Enggar bertemu dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Steven Ciobo, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Selasa (6/12 ) lalu. Kedua menteri membahas beberapa isu strategis terutama menyangkut peningkatan hubungan ekonomi melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kebijakan impor, serta berbagai pembahasan di tingkat sektoral seperti pengembangan sapi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Mendag Enggar dan Menteri Ciobo juga membahas kebijakan terkait impor sapi di Indonesia guna mendukung program pengembangbiakan sapi.
“Pemerintah Australia telah menawarkan kerja sama berbagi pengalaman dalam bidang peternakan serta penjajakan investasi di Indonesia,” kata Enggar.
Enggar optimistis program pengembangbiakan sapi melalui mekanisme rasio impor 1:5 atau 1:10 yang dilakukan importir maupun koperasi ternak Indonesia dapat mendukung stabilitas pasokan dan penurunan harga daging sapi di tingkat konsumen dalam negeri.
“Nantinya, diharapkan kelanjutan program ini dapat dimanfaatkan untuk kerja sama ekspor daging halal ke negara ketiga. Di samping itu, dibahas pula masalah tindakan pengamanan perdagangan yang dilakukan kedua negara seperti dumping untuk copy paper dan sebagainya,” katanya.
Enggar menegaskan, Indonesia dan Australia mengharapkan perundingan dapat diselesaikan sesuai target waktu yang telah disepakati, yaitu pada 2017. Selain itu, kedua negara sepakat mendorong perjanjian perdagangan dan ekonomi ini agar saling menguntungkan.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...