RI Konsolidasi Penyelesaian Perundingan RCEP di KTT ASEAN 34
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Para Menteri Ekonomi ASEAN kembali melakukan pertemuan guna membahas perkembangan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6).
Pertemuan yang dilaksanakan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 ini, bertujuan untuk melakukan konsolidasi posisi ASEAN atas isu-isu yang belum terselesaikan di internal ASEAN maupun yang melibatkan negara mitra Free Trade Agreements (FTAs).
“Pertemuan ini juga membahas strategi untuk memastikan penyelesaian perundingan RCEP pada akhir 2019 sebagaimana mandat para pemimpin negara/pemerintahan RCEP,” kata Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulis, Senin (24/6).
Selaku Country Coordinator Perundingan RCEP, Mendag Enggartiasto mengatakan seluruh negara anggota ASEAN diharapkan bekerja keras dan menunjukkan sentralitas serta soliditas dalam memimpin dan mendorong kemajuan perundingan RCEP menuju penyelesaian.
Menurut Mendag, penyelesaian RCEP merupakan prioritas bersama. Di tengah situasi perdagangan global yang tidak menentu, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menyelesaikannya.
“Pertama, tidak boleh ada usulan baru dan fokus pada isu yang ada. Kedua, kita harus dapat merespons dengan baik setiap isu yang tertunda dan penyelesaiannya. Terakhir, meyakinkan negara mitra mengenai definisi penyelesaian substansial dan memastikan penyelesaian akses pasar serta perundingan teks termasuk di dalamnya,” ujarnya.
Pertemuan KTT ASEAN ke-34 diawali working dinner pada 21 Juni 2019 dan dilanjutkan dengan sesi pleno pada 22 Juni 2019. Selain memberikan keputusan politis, Menteri Ekonomi ASEAN juga memberikan sejumlah arahan kepada Komite Perunding Perdagangan untuk memastikan perundingan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Pada rangkaian KTT ASEAN ke-34 ini, Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan Filipina dan Thailand. Dengan Filipina, Mendag mengangkat isu penerapan Special Safeguards (SSG) atas produk kopi dan keramik. Sedangkan dengan Thailand, Mendag membahas sejumlah hambatan tarif dan non-tarif yang dihadapi kedua negara, termasuk rencana dan strategi untuk penyelenggaraan ASEAN Troika dengan India.
“Baik dengan Filipina dan Thailand, telah disepakati untuk membentuk tim khusus yang membahas hambatan ekspor impor serta strategi peningkatan perdagangan Indonesia dengan kedua negara,” kata Mendag.
ASEAN Sepakat Perkuat Integrasi Kemitraan yang Keberlanjutan
Pada hari terakhir pelaksanaan KTT ASEAN ke-34, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita, kembali mendampingi Presiden Joko Widodo pada Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6).
Forum tertinggi ASEAN tersebut menekankan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan untuk mencapai masyarakat ASEAN yang berpusat (people-centred), berorientasi pada masyarakat (people-oriented), dan berwawasan ke depan sehingga seluruh negara anggota ASEAN semakin solid dan bersatu menghadapi situasi dan tantangan regional dan global yang berubah dengan cepat.
“Pemimpin negara ASEAN menegaskan kembali mengenai pentingnya untuk bersatu dan menjaga kekompakan ASEAN dalam membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN serta menjaga hubungan dengan mitra eksternal,” jelas Mendag.
Pada pilar ekonomi, KTT ASEAN ke-34 membahas mengenai sejumlah program prioritas pada masa keketuaan Thailand tahun ini, antara lain, penyusunan ASEAN Digital Integration Framework Action Plan (DIFAP) untuk integrasi ekonomi digital dan pelaksanaan ASEAN Single Window (ASW) untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN.
Selain itu, pertemuan KTT ASEAN ke-34 juga menekankan pentingnya konektivitas antarwilayah. ASEAN akan meningkatkan konektivitasnya dengan implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025, serta akan melakukan pendekatan yang holistik untuk menghadapi revolusi industri 4.0, antara lain dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
ASEAN juga berkomitmen semakin berperan aktif dalam ekonomi global. Adapun peran yang dapat diambil ialah melalui penyelesaian proses perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai momentum untuk memulihkan kembali kepercayaan dunia internasional terhadap sistem perjanjian perdagangan dunia.
Negara ASEAN akan memberikan dukungan politis yang kuat untuk segera menyelesaikan perundingan RCEP. Terkait dengan situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ASEAN akan mengambil sikap proaktif dalam menanggapi fenomena tersebut, yaitu dengan mendukung sistem perdagangan multilateral yang inklusif dan transparan.
ASEAN akan bekerja sama dengan negara mitra dagang untuk bersama-sama mendorong proses reformasi World Trade Organization (WTO). Sementara itu, kerja sama subregional ASEAN juga akan ditingkatkan, terutama dalam konteks Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMPEAGA). (PR)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...