RI Tunjuk Luhut Pandjaitan Ketua Panitia Pertemuan IMF-WB
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia ditetapkan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank, WB) pada Oktober 2018 mendatang.
Menurut laman resmi Kementerian Keuangan, 15.000 delegasi yang diperkirakan akan hadir terdiri dari Menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota, delegasi dari lembaga kerja sama ekonomi global dan regional, perwakilan lembaga masyarakat sipil, kalangan swasta dan akademis, dan media dari seluruh penjuru dunia.
Pemerintah telah membentuk panitia nasional untuk mempersiapkan perhelatan tersebut. Ditunjuk sebagai ketua adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, dibantu oleh dua wakil ketua yaitu, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.
Menurut laman resmi Kemenkeu, panitia nasional bertanggungjawab untuk melakukan pelaksanaan, pengawasan dan monitoring atas semua kegiatan dalam rangka persiapan dan penyelenggaraan IMF-WB Annual Meetings 2018.
Persiapan dan penyelenggaraan tersebut meliputi: Penyelenggaraan Program Utama (Main Events); Penyelenggaraan Program Pendamping (Parallel/Side Events) dan Penyelenggaran Program “Voyage to Indonesia."
Yang dimaksud sebagai Voyage to Indonesia adalah Voyage to Indonesia” adalah tema besar dari serangkaian kegiatan yang menjadi bagian dari persiapan penyelenggaraan sekaligus upaya optimalisasi manfaat dari kegiatan IMF-WB Annual Meetings 2018.
Menurut laman resmi Kemenkeu, esensi dari kata Voyage adalah perjalanan menuju tempat baru/penemuan baru.
Konsep ini dipilih karena pertama, Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia yang wilayahnya terdiri dari kepulauan dan kelautan, namun tetap bersatu dengan nama Indonesia.
Kedua, Indonesia akan menjadi pusat perhelatan, dimana negara-negara dunia akan "menyandarkan kapalnya" ke Indonesia.
Ketiga, Indonesia yang telah melakukan berbagai reformasi, meningkatkan daya tahan ekonominya dari tekanan domestik maupun global, serta Indonesia yang tidak hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi namun juga inklusif.
Dari ketiga hal diatas Indonesia mendapat kehormatan untuk menyediakan 'pelabuhan' yang menyatukan negara-negara dari seluruh dunia pada IMF-World Bank Annual Meetings 2018.
Penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB diharapkan memberikan manfaat bagi Indonesia dalam berbagai bentuk.
Pertama manfaat jangka pendek, yaitu penerimaan devisa, menggerakkan ekonomi regional di bali maupun nasional dan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata.
Kedua, pertemuan ini juga bermanfaat sebagai peluang untuk promosi pencapaian Indonesia yang Reformed, Resilient, dan Progressive;
Ketiga, pertemuan ini merupakan peluang untuk promosi pencapaian ketahanan dan kemajuan Ekonomi Regional/ASEAN Pasca Krisis Asia;
Keempat, menunjukkan Leadership dan Komitmen Indonesia dalam pembahasan isu global.
Sedangkan dalam jangka panjang manfaat yang diharapkan adalah knowledge transfer, kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan, peningkatan jumlah turis dan kunjungan wisata serta perspektif positif dan posisi Indonesia yang menguat di dunia internasional.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...