Ribuan Bergabung dalam Long March Berlin - Aleppo
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 300 aktivis mengikuti long march sejauh sekitar 3.500 kilometer dari kota Berlin ke kota Aleppo di Suriah yang hancur akibat perang saudara selama enam tahun di negeri itu.
Long March itu dimulai pada hari Senin (26/12) dan bertujuan untuk menarik dukungan internasional bagi warga sipil yang terperangkap dalam perang itu. Acara itu digagas oleh wartawan dan blogger asal Polandia, Anna Alboth.
Para aktivis datang dari berbagai negara Eropa. Mereka berkumpul di dekat Berlin, di bekas Bandar Udara Tempelhof. Mereka berencana berjalan menempuh ribuan kilometer dengan harapan bisa memaksa para politisi negara mereka mengambil tindakan.
"Terima kasih sudah datang, saya tidak percaya bahwa ide yang saya sampaikan tiga pekan lalu terjadi," kata Anna Alboth kepada peserta. "Saya tidak naif untuk percaya bahwa saya dapat menghentikan perang, tapi saya pikir kita harus melakukan yang bisa untuk mengubah sesuatu," katanya.
Tragedi Aleppo
Puluhan ribu warga sipil dievakuasi dari wilayah Aleppo Timur pekan lalu, setelah Turki dan Rusia meyakinkan pihak yang bertikai untuk mengadakan gencatan senjata, sehingga mereka yang terperangkap di daerah itu bisa keluar.
Namun demikian ada laporan terjadi pembunuhan di luar hukum dan pelanggaran berat hak asasi manusia di daerah-daerah yang baru-baru ini diambil alih oleh pasukan pemerintah Suriah.
Menurut data PBB, sedikitnya ada 300.000 warga sipil yang membutuhkan bantuan darurat di berbagai daerah terkepung dan sulit dijangkau di Suriah, khususnya diwilayah yang terkepung oleh perang.
Suriah terjebak dalam perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar Al Assad menumpas protes pro demokrasi dengan kekerasan. Peristiwa itu memicu pemberontakan yang didorong oleh revolusi Musim Semi Arab.
Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta warga menjadi pengungsi di seluruh negeri yang hancur oleh perang, menurut PBB.
Namun, Pusat Penelitian Kebijakan Suriah, sebuah organisasi non pemerintah yang berbasis di Beirut melaporkan bahwa korban tewas akibat konflik hampir enam tahun itu lebih dari 470.000.
Menuntut Akses Kemanusiaan
Kegiatan yang disebut sebagai ‘’Civil March for Aleppo’’ semula diluncurkan Alboth dan teman-temannya di halaman Facebook, dan menarik perhatian lebih dari 15 ribu pengguna yang mengungkapkan dukungan.
Alboth mengatakan, mereka mewakili warga Eropa pada umumnya yang tersentuh oleh tragedi kemanusiaan di Suriah. Mereka ingin politisi mereka untuk mengambil tindakan membuka akses kemanusiaan langsung dan tanpa hambatan di Suriah.
Rute yang akan mereka lalui adalah Republik Ceko, Austria, Slovenia, Kroasia, Serbia, Macedonia, Yunani, dan akhirnya ke Turki, dan kemudian ke kota Aleppo. Namun belum jelas akan berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk sampai tujuan. Mereka memperkirakan sekitar tiga setengah bulan.
Alboth berharap warga negara di negara-negara yang mereka lalui bisa terlibat dalam tindakan tersebut dan bergabung dalam pawai.
"Kami menyambut semua orang untuk bergabung pada hari-hari berikutnya,’’ katanya dan menjanjikan untuk memperbarui peta rute yang dilalui pada website mereka, termasuk rute yang akan dilalui pada hari berikutnya.
Mereka terbuka pada partisipasi semua individu dari organisasi politik yang berbeda, tapi mereka hanya boleh membawa bendera putih selama perjalanan.
Joanna, peserta muda yang berasal dari Polandia, yang diwawancarai kantor berita Turki, Anadolu, mengatakan dia bertekad untuk melakukan sesuatu bagi warga sipil di Suriah. "Saya merasa seperti tugas saya, karena saya merasa bahwa apa yang terjadi di Suriah tidak rasional. Kita perlu melakukan sesuatu. Saya harus pergi dan saya harus menunjukkan bahwa kita masih manusia, kita memiliki perasaan, " katanya.
David, peserta dari Jerman menyebutkan inisiatif itu membawa orang-orang dari negara-negara Eropa bersama-sama untuk satu tujuan.
Para aktivits berencana menyelenggarakan berbagai acara publik di kota-kota yang dilalui di sepanjang rute mereka. Acara itu untuk meningkatkan kesadaran tentang perkembangan di Suriah, khususnya mempromosikan akses kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung pertempuran.
Editor : Sabar Subekti
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...