Ribuan Demonstran Inggris Protes Kunjungan Trump
INGGRIS, SATUHARAPAN.COM – Ribuan demonstran, berpawai di tengah Kota London dan melewati Jalan Raya Whitehall, tidak jauh dari tempat Presiden Trump dan para pembantunya sedang mengadakan pertemuan dengan pejabat Inggris di kediaman Perdana Menteri Theresa May.
Pol yang diadakan oleh kelompok YouGov dan Universitas Queen Mary di London, menunjukkan lebih dari separuh warga London menolak kunjungan Trump, dan hanya 24 persen yang setuju.
Hanya beberapa jam setelah menghadiri jamuan makan malam yang diadakan Ratu Elizabeth di Istana Buckingham, para demonstran membanjiri Lapangan Trafalgar, untuk mengadakan apa yang mereka sebut sebagai “karnaval pembangkangan” untuk menentang kunjungan Trump itu.
Para demonstran menentang sejumlah kebijaksanaan Trump, mulai dari konfrontasinya dengan Iran dan China sampai ke kebijakan tentang perbatasan dan imigrasi.
Aksi-aksi protes yang lebih kecil diadakan di Kota Edinburgh, Manchester, Belfast, Oxford, Birmingham, Glasgow, dan Exeter.
Ketika Trump berkunjung ke Inggris bulan Juli tahun lalu, diperkirakan seperempat juta orang berdemonstrasi di jalan-jalan di tengah Kota London, tapi jumlah demonstran yang hadir kali ini kemungkinan di bawah 100.000 orang, kata panitia unjuk rasa.
Trump: AS akan Jalin Hubungan Dagang yang Hebat dengan Inggris
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan Amerika bertekad akan mengadakan “hubungan dagang yang hebat” dengan Inggris, yang sedang bersiap untuk keluar dari Uni Eropa.
Trump berbicara pada wartawan di London setelah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May hari Selasa (4/6), seperti dilansir Voaindonesia.com.
May memuji hubungan baik antara kedua negara, kendati adanya perbedaan pendapat tentang perubahan iklim, dan Iran. Inggris mendukung perjanjian iklim Paris, yang ditolak oleh Trump, dan terus mendukung perjanjian nuklir dengan Iran, yang juga ditolak oleh Trump.
Sementara kedua pemimpin berbicara dalam konferensi pers bersama, ribuan orang berdemonstrasi di London, sambil membawa poster-poster dan menyerukan slogan anti-Trump. Sebuah balon raksasa yang disebut “Bayi Trump” mengapung di udara.
Ketika ditanya tentang aksi-aksi protes itu, Trump dengan cepat menepiskannya sebagai “kabar bohong”, dan menambahkan ia tidak melihat adanya demonstrasi yang dilaporkan itu.
Ketika mengadakan perundingan ekonomi sebelumnya, Perdana Menteri May mengatakan Inggris dan Amerika bisa memperluas kemitraan ekonominya dengan mengadakan perjanjian dagang bilateral, dan pemerintahannya percaya akan adanya “pasar bebas yang adil dan terbuka.”
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...