DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:43 WIB | Minggu, 23 Maret 2025

Ribuan Orang Protes Pemerintah Erdogan di Istanbul dan Kota Lain di Turki

Protes terkait penangkapan wali kota oposisi. Erdogan keluarkan peringatan protes tidak akan ditoleransi.
Ribuan Orang Protes Pemerintah Erdogan di Istanbul dan Kota Lain di Turki
Seorang polisi menendang suar yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa selama bentrokan dalam unjuk rasa menentang penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, di Istanbul, Turki, Jumat, 21 Maret 2025. (Foto: AP/Khalil Hamra)
Ribuan Orang Protes Pemerintah Erdogan di Istanbul dan Kota Lain di Turki
Para pengunjuk rasa melemparkan suar ke arah petugas polisi anti huru hara selama protes terhadap penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu di Istanbul, Turki, Jumat, 21 Maret 2025. (Foto: AP/Emrah Gurel)
1 / 2

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM-Protes meletus di sejumlah kota di Turki pada hari Jumat (21/3) saat orang-orang berunjuk rasa menentang penangkapan wali kota Istanbul dan pesaing utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, meskipun pemimpin Turki itu memperingatkan dengan keras bahwa protes jalanan tidak akan ditoleransi.

Di Istanbul, polisi menggunakan semprotan merica, gas air mata, dan peluru karet untuk memukul mundur ratusan pengunjuk rasa yang mencoba menerobos barikade di depan saluran air bersejarah kota itu dan melemparkan suar, batu, dan benda-benda lain ke arah mereka.

Polisi juga membubarkan demonstrasi di Ankara, ibu kota, serta di kota pesisir Aegea, Izmir, dengan menggunakan tindakan keras pada beberapa waktu, menurut gambar yang ditayangkan di TV swasta Halk. Ribuan orang berbaris di beberapa kota lain untuk menuntut pemerintah mengundurkan diri, stasiun itu melaporkan.

Setidaknya 97 orang ditahan di seluruh negeri selama protes tersebut, kata Menteri Dalam, Negeri Ali Yerlikaya.

Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, ditangkap dalam penggrebegan dini hari di kediamannya pada hari Rabu (19/3) atas dugaan korupsi dan hubungan teror, yang meningkatkan tindakan keras terhadap tokoh oposisi dan suara-suara yang tidak setuju. Beberapa tokoh terkemuka lainnya, termasuk dua wali kota distrik, juga ditahan.

Banyak yang memandang penangkapan tersebut sebagai upaya yang bermotif politik untuk menyingkirkan tokoh oposisi yang populer dan penantang utama Erdogan dalam pemilihan presiden berikutnya, yang saat ini dijadwalkan pada tahun 2028. Pejabat pemerintah menolak tuduhan bahwa tindakan hukum terhadap tokoh oposisi bermotif politik dan bersikeras bahwa pengadilan Turki beroperasi secara independen.

Wali Kota Diperiksa oleh Polisi

Imamoglu diperiksa oleh polisi selama empat jam atas tuduhan korupsi, di mana ia membantah semua tuduhan, surat kabar Cumhuriyet dan media lainnya melaporkan. Ia diperkirakan dipindahkan ke gedung pengadilan pada Sabtu (22/3) malam untuk diperiksa oleh jaksa penuntut.

Penangkapannya telah memicu protes terbesar sejak tahun 2013, ketika Turki diguncang oleh demonstrasi antipemerintah massal yang menewaskan delapan orang.

Sebelumnya pada hari Jumat (21/3), pemimpin partai oposisi utama Turki, Ozgur Ozel, kembali menyerukan kepada para pendukungnya untuk turun ke jalan guna melakukan demonstrasi damai, sementara pihak berwenang memperluas larangan protes dan mengkritik seruan tersebut sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab.

“Saya mengundang puluhan ribu, ratusan ribu, dan jutaan orang, untuk berdemonstrasi secara damai, mengekspresikan reaksi demokratis kami, dan menjalankan hak konstitusional kami,” katanya.

Saat berpidato di depan unjuk rasa besar di luar balai kota, Ozel menuduh Erdogan menggunakan peradilan sebagai alat setelah gagal mengalahkan wali kota “dengan cara yang adil.”

Erdogan Mengatakan Tidak Akan Menoleransi Protes

Erdogan, yang semakin otoriter setelah lebih dari dua dekade menjabat, mengatakan pemerintah tidak akan menoleransi protes jalanan dan menuduh partai oposisi memiliki hubungan dengan organisasi korupsi dan teror.

“Operasi anti korupsi di Istanbul digunakan sebagai alasan untuk menimbulkan kerusuhan di jalan-jalan kita. Saya ingin diketahui bahwa kita tidak akan membiarkan segelintir oportunis menimbulkan kerusuhan di Turki hanya untuk melindungi rencana penjarahan mereka,” kata Erdogan.

“Menunjuk ke jalan alih-alih ruang pengadilan untuk membela pencurian, penjarahan, pelanggaran hukum, dan penipuan adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab,” kata Erdogan. “Sama seperti kita belum menyerah pada terorisme jalanan hingga saat ini, kita juga tidak akan tunduk pada vandalisme di masa mendatang.”

Pada hari Jumat, pihak berwenang di Ankara dan Izmir mengumumkan larangan demonstrasi selama lima hari, menyusul tindakan serupa yang diberlakukan sebelumnya di Istanbul. Pihak berwenang pada hari Jumat mengumumkan lebih banyak penutupan jalan di Istanbul dan menutup halte metro di dekat sebuah universitas di Ankara, tempat bentrokan kekerasan terjadi sehari sebelumnya.

Wali Kota Akan Disahkan sebagai Kandidat Presiden

Penangkapan Imamoglu terjadi beberapa hari sebelum ia diharapkan akan dicalonkan sebagai kandidat presiden dari Partai Rakyat Republik oposisi dalam pemilihan pendahuluan pada hari Minggu. Ozel mengatakan bahwa pemilihan pendahuluan, tempat sekitar 1,5 juta delegasi dapat memberikan suara, akan tetap berjalan sesuai rencana.

Partai oposisi juga telah mendesak warga untuk berpartisipasi dalam pemilihan simbolis pada hari Minggu (23/3)— melalui kotak suara improvisasi yang akan disiapkan di seluruh Turki — untuk menunjukkan solidaritas dengan Imamoglu.

Para analis mengatakan Imamoglu dapat dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh seorang "wali kota wali amanat," jika ia secara resmi didakwa terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang, atau PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sekutu-sekutu Baratnya.

Sementara itu, Ozel juga mengatakan partai oposisi akan mengadakan kongres partai luar biasa pada tanggal 6 April, untuk menggagalkan segala upaya oleh pihak berwenang untuk menunjuk seorang "ketua wali amanat" untuk memimpin partai.

Keputusan itu muncul di tengah spekulasi bahwa pihak berwenang dapat membatalkan kongres terakhir partai, yang diadakan pada tahun 2023, atas dugaan pembelian suara dan penyimpangan lainnya, dan menunjuk seorang pemimpin yang dipilih sendiri.

Orang-orang Bersenjata Menembaki Konsulat Irak

Juga pada hari Jumat, orang-orang bersenjata menembaki konsulat Irak di Istanbul, kantor berita Turki dan Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyerang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor dan bersenjata senapan serbu, melepaskan delapan tembakan ke gedung tersebut sebelum melarikan diri.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "investigasi yang diperlukan sedang dilakukan dengan cermat oleh unit keamanan kami" dan "mereka yang bertanggung jawab akan diadili." Dikatakan bahwa tindakan telah diambil untuk mengamankan misi diplomatik Irak di Ankara, Istanbul, dan Gaziantep.

Tidak jelas apa yang mungkin memotivasi penembakan tersebut. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home