Ring Satu

SATUHARAPAN.COM – Ulasan sebuah media elektronik menyindir tentang penghargaan yang diterima seorang pejabat negara.  Penghargaan itu menurut saya cukup bergengsi karena dikeluarkan oleh sebuah lembaga bisnis dari benua Eropa.  Siapa pun yang menerimanya tentu akan merasa bangga.

Saya jadi teringat kejadian serupa, namun tak sama. Saya pernah dua kali menerima surat dari sebuah lembaga pendidikan luar negeri.  Kaget bercampur bingung membaca surat yang menyatakan saya layak memperoleh gelar doktor (HC).  Saya hanya diminta mengisi formulir konfirmasi. Saya juga harus menanggung biaya akomodasi sendiri karena penganugerahan akan dilakukan di salah satu hotel berbintang di Jakarta.  Kalau diikuti, mungkin saja kartu nama sudah bertambah gelar Dr (HC). Cuma karena merasa tidak berhak, tawaran itu saya abaikan.

Lepas dari sah tidaknya gelar, menurut saya apa adanya kita jauh lebih utama. Gelar memang penting, tetapi ada tanggung jawab yang harus nyata mewarna pada penyandangnya. 

Hal serupa pernah saya utarakan  kepada staf CSR saya. Saya bilang percuma program perusahaan diakui di level nasional, tetapi dengan masyarakat sekitar tidak ada hubungan harmonis.  Mendapat pengakuan dari pemangku kepentingan (stake holder) ring satu jauh lebih mendesak dan lebih penting dibanding pengakuan dari ring dua, atau tiga.

Boleh saja populer di media, namun lebih baik jika kepopuleran itu dirasakan oleh orang terdekat.  Banyak fakta menunjukkan hal sebaliknya.  Seseorang bisa terkenal dan sukses berkarir di perusahaan besar, ternyata tidak memiliki keluarga yang harmonis. Seorang motivator terkenal bisa saja tidak mampu memotivasi anaknya sendiri.

Laksana gelombang air, maka rambatan positif kita itu pertama kali harus dirasakan oleh daerah terdekat di sekitar sumber.  Jika tidak, maka semua gelar atau penghargaan mungkin akan jadi bahan olok-olok semata.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com