Rini: Hadapi MEA, Sinergi AntarBUMN Dorong Pertumbuhan RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengatakan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sinergi dan kolaborasi antarBUMN sangat diperlukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan.
Menurut dia, menghadapi era persaingan global, khususnya MEA, BUMN tidak dapat lagi bergerak sendiri-sendiri dan sporadis. Upaya-upaya individu BUMN, meski sudah sangat maksimal, hanya akan mengantarkan pada peningkatan kinerja yang linier sifatnya, di mana itu tidak akan cukup untuk mengejar irama bisnis global.
“Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi antar entitas usaha khususnya antarBUMN adalah sebuah keniscayaan untuk mendorong pertumbuhan BUMN yang signifikan,” kata sambutan Rini Soemarno dalam Seminar Center of Reform on Economic (CORE) bertajuk "Sinergi BUMN Menjawab dan Peluang MEA" di Ruang Sumba, Hotel Borobudur, Jl. Lapangan Banteng Selatan No.1 Jakarta Pusat, hari Senin (1/2).
Bergeraknya BUMN hampir di seluruh sektor industri, kata dia, akan dapat memberi ruang dan peluang bagi BUMN dalam menciptakan kooperasi, kolaborasi, dan sinergi usaha antarBUMN.
Upaya-upaya tersebut, lanjut Rini, dipandang efektif dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya operasi, optimalisasi jaringan bisnis, mempermudah rotasi dan mobilisasi sumber daya, serta meningkatkan daya tawar bisnis.
“Sinergi antarBUMN dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan tergantung sifat dan jangka waktunya, yaitu transaksional, kolaborasi, aliansi strategis, dan konsolidasi,” katanya.
Lebih lanjut, Rini mengatakan dalam lingkup yang lebih praktis dan taktis sinergi dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama bisnis antarBUMN. Sedangkan untuk tataran strategis, sinergi akan mengejawantah dalam bentuk konsolidasi atau merger BUMN untuk meningkatkan capacity leverage dan operational efficiency.
“Dalam praktek sebenarnya BUMN telah secara nyata melakukan sinergi pada sektor-sektor utama, antara lain industri jasa keuangan, infrastruktur, dan manufaktur,” katanya.
Sementara itu, kata Rini, di sektor jasa keuangan di mana BUMN menjadi pemain utama di dalamnya, sinergi dan efisiensi bank BUMN diharapkan akan dapat mendorong daya saing melalui penurunan biaya kredit.
“Hal ini sudah coba dirintis di tataran transaksi berupa penyatuan atau konsolidasi Anjungan Tunai Mandiri empat Bank BUMN menjadi ‘link ATM Himbara’,” katanya.
Selanjutnya, BUMN juga telah dan akan terus menguatkan sinerginya pada sektor infrastruktur. Sektor ini berkontribusi terhadap rendahnya competitiveness index akibat tingginya transportation dan logistic cost.
“Sejauh ini BUMN telah berupaya berperan melalui pelaksanaan berbagai proyek infrastruktur strategis. Sebagai gambaran pada tahun 2016 ini, BUMN akan melakukan groundbreaking 62 proyek infrastruktur strategis dengan nilai Rp 347 triliun, belum termasuk proyek-proyek yang saat ini sedang berlangsung,” katanya.
“Di antara proyek-proyek tersebut, banyak di antaranya adalah proyek sinergi antarBUMN,” kata dia menambahkan.
Rini mengaku, di sektor manufaktur, rendahnya daya saing industri Indonesia antara lain disebabkan oleh belum terbangunnya industri hulu. Hal ini, kata dia, tampak pada proporsi impor untuk bahan baku sebesar 77 persen dan barang modal sebesar 16 persen.
“BUMN harus dapat mengambil hal ini sebagai peluang untuk melakukan sinergi tanpa melupakan upaya untuk melakukan hilirisasi khususnya untuk produk-produk komoditas kita,” katanya.
“Sinergi BUMN semestinya bukan hanya slogan heroik tanpa langkah-langkah konkret dalam mewujudkannya. Ia mesti menjadi jiwa dari setiap pengurus BUMN yang secara berkesinambungan dilakukan internalisasi dan penguatan di masing-masing perusahaan.”
Secara administratif, kata Rini, mestinya ia terdokumentasikan dalam dokumen perencanaan yang menjadi panduan pengelolaan BUMN. “Lebih dari itu, untuk mendorong implementasi ide-ide sinergi, sepertinya memang menjadi sebuah kebutuhan untuk menjadikan capaian-capaian sinergi antarBUMN sebagai salah satu parameter dalam penilaian kinerja pengurus BUMN,” katanya.
“Dalam hal ini, Kementerian BUMN telah berupaya memulai dalam berbagai bentuk termasuk penandatanganan MoU sinergi antarBUMN di KM Kelud beberapa waktu yang lalu. Lebih dari itu, Kementerian BUMN juga berupaya memanifestasikan ide dan rencana sinergi dalam masterplan BUMN sehingga hal tersebut akan menjadi panduan dalam pembinaan BUMN,” kata Rini Soemarno menegaskan.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...