Risiko COVID-19 Signifikan Sebelum Tersedia Vaksin
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Beberapa bagian dunia yang dilanda pandemi COVID-19 dengan hati-hati melanjutkan kehidupan yang normal, tetapi virus ini akan menimbulkan risiko signifikan hingga vaksin ditemukan, kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan, hari Minggu (3/5).
Banyak negara masih dalam bahaya, sementara negara-negara lain mulai menunjukkan kemungkinan untuk mengendalikan penyakit itu sampai batas tertentu. "Dalam hal ini, ada harapan," kata Ryan kepada Reuters dalam wawancara online dari Jenewa.
"Pada tingkat global situasinya masih sangat, sangat serius, tetapi pola penyakit dan lintasan virus sangat berbeda di berbagai belahan dunia saat ini," katanya.
"Apa yang kami pelajari adalah bahwa penyakit ini dapat dikendalikan dan ada kemungkinan untuk memulai kembali kehidupan ekonomi dan sosial yang normal, dengan cara baru dan sangat hati-hati serta waspada."
Beberapa negara di Afrika dan di Amerika tengah dan selatan masih menghadapi "lintasan ke atas dalam kasus." Meskipun mereka belum memiliki masalah besar, ketersediaan tes tetap menjadi masalah, kata Ryan.
Lebih dari 3,44 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global dan 243.015 telah meninggal, menurut penghitungan Reuters sampau hari Minggu. Infeksi telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada bulan Desember.
Pertarungan Hidup
"Kita berada di tengah-tengah pertarungan hidup kita; kita semua di seluruh dunia," kata Ryan. "Akan ada risiko yang signifikan dan panjang sampai kita mencapai titik di mana kita memiliki vaksin yang aman dan efektif untuk semua orang."
Beberapa negara, termasuk China, Korea Selatan, Singapura, Selandia Baru, telah mencapai apa yang ia sebut sebagai "negara yang stabil" sehubungan dengan penyebaran COVID-19.
Sementara itu Eropa dan Amerika Utara mulai muncul dengan "epidemi yang sangat kuat" dari penyakit ini. Dua kawasan itu sekarang mencoba untuk menavigasi jalan keluar yang aman dengan pembatasan ketat pada kegiatan ekonomi dan sosial yang diberlakukan dalam beberapa bulan terakhir, katanya.
Setelah berbulan-bulan terkunci rapat, orang-orang di Italia dan Spanyol mulai menikmati sedikit lebih banyak kebebasan pada hari Minggu. Israel telah membuka beberapa sekolah, sementara Korea Selatan mengatakan akan lebih santai dengan aturan-aturan jarak sosial mulai 6 Mei, memungkinkan pembukaan kembali bisnis secara bertahap.
Ryan mengatakan ini menunjukkan "bukan tentang virus dapat dihabisi secara total, tetapi kita dapat mencapai titik di mana memiliki kendali yang cukup atas virus, sehingga kehidupan sosial dan ekonomi kita dapat mulai lagi". Bagaimanapun, setiap pemerintah yang berusaha untuk melonggarkan pembatasan harus melakukannya dengan sangat hati-hati.
WHO memperingatkan bahwa negara-negara harus mencabut penguncian secara bertahap, dan masih tetap "waspada" untuk COVID-19, serta siap untuk mengembalikan pembatasan jika kasus terinfeksi virus melonjak kembali. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...