Risiko Penularan Ebola di Indonesia Kecil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Kesehatan menyatakan tetap melakukan langkah antisipasi bagi penularan virus Ebola yang sedang mewabah di beberapa negara Afrika meskipun kemungkinan penularan ke Indonesia dinilai kecil.
"Kecil kemungkinan (penularan) Ebola di Indonesia karena kita tidak memiliki penerbangan langsung (ke negara-negara episenter wabah). Selain itu, negara-negara tersebut sudah dalam pengawasan WHO, pintu keluar dicekal," ujar Plt Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Agus Purwadianto di Jakarta, Jumat (15/8).
Agus menyebut Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan pengawasan ketat bagi negara Guinea, Sierra Leonne dan Liberia dimana korban Ebola bermunculan dan membatasi secara ketat orang yang hendak terbang keluar dari negara tersebut.
Pencekalan terhadap orang yang bepergian keluar dari tiga negara tersebut dimaksudkan untuk mencegah virus tersebut semakin meluas dari ketiga negara.
WHO telah menetapkan Ebola sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) sehingga seluruh negara diminta untuk waspada terhadap virus yang menular melalui cairan tubuh itu.
Meski mengaku Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rawan tertular Ebola, Agus mengungkapkan bahwa persiapan telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan terutama dengan menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan untuk mengenali gejala Ebola.
"Kita tetap waspada, kita selalu ikuti informasi terbaru," ujar Agus.
Pemerintah juga menjalin kerjasama dengan negara-negara lain untuk melakukan pengawasan bagi warganya yang bepergian antar negara yang dicurigai sebagai pasien Ebola.
"Kita lakukan koordinasi agar negara-negara melakukan pengawasan di pintu keluarnya dan kita melakukan cegah tangkal di pintu masuk. Data orang yang suspek sudah diketahui sebelum kedatangan," ujar Agus mencontohkan.
Ebola merupakan salah satu pokok pembahasan dalam Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Security Agenda/GHSA) yang akan digelar di Jakarta pada 19-21 Agustus 2014.
Perwakilan dari sekurangnya 65 negara dijadwalkan akan menghadiri GHSA 2014 yang bertujuan untuk menegaskan perlunya pendekatan multi sektor dan multi pemangku kepentingan untuk efektivitas penanganan dan pengelolaan wabah penyakit infeksi berrbahaya dan ancaman kesehatan lainnya.
Pertemuan itu juga akan membahas lebih jauh berbagai aspek dari penyakit zoonosis dalam kaitan pencegahan, pendeteksian lebih dini dan upaya merespon atas munculnya ancaman dari penyakit tersebut. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...