Risiko Stroke Lebih Tinggi Pada Kaum muda
SUSSEX, SATUHARAPAN.COM – Terjadinya stroke biasanya dikaitkan dengan orang-orang usia di atas 65 tahun. Namun menurut sebuah laporan terbaru (7/9), orang-orang muda sekarang berada pada risiko tinggi terkena stroke.
Laporan penelitian ini juga diterbitkan dalam jurnal Neurology, menganalisis pemahaman masyarakat dalam mengantisipasi kejadian stroke pada usia antara 15 dan 44 tahun di Amerika Serikat.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan, 15 persen dari kasus stroke jenis yang paling umum terjadi pada usia muda dan remaja, dengan kesimpulan semakin banyak kaum muda yang menunjukkan faktor risiko terkena stroke.
Angka Kasus Terus Meningkat
Statistik menunjukkan bahwa antara 532.000 sampai dengan 852.000 orang antara usia 18 sampai 44 tahun di Amerika Serikat telah mengalami stroke.
Rumah Sakit di AS sakit mengungkapkan kasus stroke di antara usia 15 sampai 44 meningkat dari 23 persen pada tahun 1995-1996 menjadi 53 persen pada 2007-2008.
Pada tahun 2011, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Neurology menemukan bahwa antara tahun 1995-1996 dan 2007-2008, angka kejadian stroke meningkat sedikitnya 23 persen pada pria dan wanita yang berusia antara 15 sampai 44 tahun.
Sekitar 85 % pasien mengalami stroke iskemik, yang berarti disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak.
Menurut laporan tersebut, faktor risiko stroke iskemik lebih cenderung terjadi pada usia muda. Risiko ini meliputi obesitas, merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung bawaan.
Dampak Stroke pada Usia Muda
Para penulis laporan ini mengatakan, “data yang ada telah meningkatkan kepedulian kesehatan masyarakat terhadap peningkatan prevalensi faktor risiko penyempitan pembuluh darah pada usia muda, dengan mengetahui berisiko atau tidaknya mereka terkena stroke iskemik, stroke kambuhan, dan kelumpuhan total pasca stroke.”
Peneliti menambahkan bahwa stroke pada usia muda memiliki dampak ekonomi yang cukup besar, karena penyakit ini dapat membuat pasien usia muda tidak produktif dalam tahun-tahun dimana seharusnya mereka bisa bekerja.
“Sementara mereka mengalami keterpurukan karena stroke, penderita usia muda mungkin mengalami masalah dengan hubungan yang mereka jalin, karir dan ketika membesarkan anak-anak. Ini merupakan hal yang memerlukan tambahan sumber daya dan tanggung jawab penuh dalam menjalaninya,” kata penulis.
Sulitnya Diagnosa Awal
Peneliti juga menunjukkan bahwa sampai saat ini telah ada batasan kesehatan masyarakat dan penelitian yang secara khusus membahas masalah stroke pada usia muda.
Akan tetapi, diagnosa awal kondisi memang masih merupakan tantangan, karena kurangnya pemahaman dan anggapan bahwa stroke pada kaum muda adalah tidak lazim terjadi, yang berarti hal ini sering terjadi salah diagnosis sebagai kondisi lain.
Dengan bukti ini, peneliti menegaskan bahwa semua gejala perlu diatasi dengan pertama-tama mengajarkan lebih banyak kaum muda tentang risiko dan dampak dari stroke, serta meletakkan tanda-tanda peringatan di sekolah-sekolah, di tempat kerja dan di tempat praktik dokter .
Peneliti juga menegaskan bahwa media juga harus terlibat dalam mempromosikan kesadaran risiko stroke pada orang dewasa, kaum muda dan remaja, “isu ini menjadi penting untuk merumuskan dan menetapkan strategi, baik meningkatkan pemahaman masyarakat maupun akses kesehatan bagi pasien stroke usia muda, pengasuh dan keluarga mereka, dan petugas kesehatan untuk dapat menolong pasien pada tahap yang paling awal.” (Medical News Today)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...