Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 09:23 WIB | Rabu, 28 Desember 2016

Rizal Ramli: Gus Dur Pembela Minoritas Tertindas

Ilustrasi: Seorang jemaah bernama Alim (kiri) asal Tangerang mengenakan topi Sinterklas pada saat menghadiri acara Haul ke-7 Gus Dur yang digelar di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12) yang bertajuk Ngaji Gus Dur, Menebar Damai, Menuai Rahmat. Haul Gus Dur tahun ini menyerukan pesan perdamaian dan persaudaraan seperti apa yang selama ini telah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur perjuangkan. (Foto: Dok.satuharapan.com/ Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai pembela kelompok minoritas, tetapi minoritas yang tertindas.

“Gus Dur itu membela minoritas yang tertindas, bukan minoritas yang berkuasa," kata Rizal dalam acara "Tahlil dan Manaqib Gus Dur Haul Ke-7 di Kantor DPP PKB, Jakarta, hari Selasa (27/12).

Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu juga memaparkan komitmen Gus Dur pada kemajemukan, yang akhir-akhir ini justru menjadi isu yang mengemuka sejak munculnya kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurut Rizal, kalau persoalan itu tidak segera diselesaikan maka akan menjadi beban dan hambatan di tahun mendatang.

“Toleransi itu bukan hanya dilakukan oleh yang mayoritas, tapi juga yang minoritas," kata dia.

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU Asad Said Ali mengatakan pluralisme menjadi persoalan krusial saat ini. Namun, jika penyikapannya tepat tidak akan menimbulkan persoalan.

Mengutip pernyataan Gus Dur, Asad mengatakan dalam konteks hubungan antarumat beragama, pluralisme lebih mengarah pada segi sosiologis, bukan teologis.

“Anak ideologis Gus Dur jangan salah menafsirkan pandangan Gus Dur ini. Kata Gus Dur sebagai Muslim kita harus menghargai kebajikan yang diberikan non-Muslim," kata Asad seperti dikutip dari Antara.

Dalam kesempatan itu juga tampil sebagai pembicara Biksu Dutavira, Bupati Tegal yang juga seniman pedalangan Enthus Susmono, serta tokoh perempuan Nursyahbani Katjasungkana.

Sementara itu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan acara itu diberi judul Manaqib Gus Dur yang artinya membaca perjalanan sejarah cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu untuk diteladani.

Menurut Muhaimin, hal yang bisa diteladani dari Gus Dur adalah dalam hal ketauhidan, kemanusian, keadilan, kebersamaan, silaturahim, dan perdamaian.

Ketauhidan atau keimanan Gus Dur, menurut Muhaimin, sudah sedemikian tinggi sehingga persoalan di dunia tidak ada yang benar-benar membuatnya merasa senang atau susah. Bahkan Gus Dur tak merasa kehilangan ketika dilengserkan dari jabatan presiden.

Sedangkan komitmen Gus Dur terhadap kemanusiaan, keadilan, kebersamaan, silaturahim, dan perdamaian tidak perlu diragukan lagi. “Semoga kita terus dapat berjuang meneladani dan melanjutkan cita-cita beliau,” kata dia.                   

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home