Robin Williams Tak Punya Masalah Keuangan
SATUHARAPAN.COM – Komedian legendaris Robin Williams (63) tidak memiliki masalah keuangan seperti spekulasi yang berembus seiring kematiannya pada awal pekan ini. Humas Robin Williams, Mara Buxbaum, menegaskan hal itu pada Kamis (14/8).
Pernyataan itu sekaligus menepis rumor yang berkembang bahwa “depresi berat” akibat kesulitan keuangan mendorong sang bintang mengakhiri hidupnya pada 11 Agustus di rumahnya di California utara.
Kepada The Wrap, Buxbaum menambahkan, “Saya memahami keingintahuan untuk mendapatkan jawaban dari ‘mengapa’ bisa terjadi. Namun, itu tidak akan mungkin terjawab. Hal yang lebih baik dilakukan adalah mencoba memahami depresi berat. Anda dapat berspekulasi sebanyak Anda inginkan."
Istri Robin Williams, Susan Schneider, mengungkapkan suaminya baru saja didiagnosis mengidap penyakit Parkinson. “Dia belum merasa siap untuk berbicara tentang penyakitnya di depan publik pada saat ini,” katanya.
Parkinson Tahap Awal
CNN melaporkan, Robin Williams sedang berjuang mengatasi kecemasannya menghadapi tahap awal penyakit Parkinson yang ia derita. Diagnosis dokter menjadi beban dalam hidupnya.
Kepada CNN Schneider mengatakan, suaminya terlihat tenang dan berani saat berjuang sendiri menghadapi “pertempuran” bernama depresi itu, serta kecemasan menghadapi tahap awal penyakit yang ia derita, namun belum siap berbagi secara terbuka. Dari peristiwa tragis Robin Williams itu dia berharap orang dapat mengambil hikmah, "agar siapa pun dapat menemukan kekuatan untuk mencari perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan berkaitan dengan perjuangan apa pun yang mereka hadapi dalam menjalani pengobatan sehingga mereka tidak merasa takut."
Penyakit Parkinson "menyebabkan sel-sel otak tertentu mati", menurut situs National Institutes of Health. Hal ini lebih memungkinkan mempengaruhi pria daripada wanita, dan paling sering berkembang setelah usia 50.
Aktivitas Kemanusiaan
Berita kematian Robin Williams sudah demikian mengagetkan, ditambah lagi dengan penyebabnya. Namun, hiruk-pikuk media dalam memberitakan detail kematian Robin Williams pun menuai kritik. Melalui CNN edisi online, seorang pembaca, t0ofly, menanggapi: “Biarkan Robin Williams beristirahat dengan damai. Setiap hari muncul artikel yang mendeskripsikan bagaimana ia bunuh diri. Saya tidak peduli detail-detail itu. Media sungguh tak tahu malu. Biarkan dia beristirahat dalam damai.”
Pembaca lain menanggapi: “Lebih senang melihat media mengungkap perjalanan kariernya. Rasanya kematiannya menyentuh setiap orang.” Pembaca lain mengajak mengenangnya sebagai pembawa keceriaan dalam rumah tangga.
Robin Williams memang tidak hanya melawak di panggung ataupun di layar lebar. Bersama The United Service Organization (USO) ia menghibur sekaligus mengangkat semangat pasukan Amerika yang bertugas di medan perang Afghanistan hingga Kuwait.
Di luar aktivitas berkesenian, ia juga dikenal aktif dalam beberapa kegiatan amal. Salah satu di antaranya, aktif di dewan pengurus The Christopher & Dana Reeve Foundation. Yayasan yang didirikan untuk menghormati Christopher Reeve, pemeran Superman yang mengalami kelumpuhan setelah jatuh dari kuda itu, bergerak dalam bidang penanganan kelumpuhan akibat kecelakaan. Reeve dan Williams bersahabat sejak sama-sama mereguk ilmu di Julliard School di New York.
"Warisan terbesarnya, selain tiga anaknya (Zak, 31, Zelda, 25, dan Cody, 22 ), adalah sukacita dan kebahagiaan yang ditawarkan kepada orang lain, khususnya bagi mereka yang berjuang menghadapi ‘pertempuran’ pribadi,” kata Susan Schneider. (femalefirst.co.uk/cnn.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...