Robot Gantikan Peran Manusia di Industri Tiongkok
KUNSHAN, SATUHARAPAN.COM – Robot menggantikan peran manusia dalam industri skala besar di beberapa kota di Tiongkok. Salah satu perusahaan tersebut yakni Foxconn Technology Group yang menggunakan robot guna menggantikan lebih kurang 60.000 pekerja manusia, di salah satu pabriknya di Kunshan, Provinsi Jiangsu, Tiongkok.
“Satu pabrik (Foxconn Technology Group, red) melakukan pengurangan karyawan berkat pengenalan robot,” kata kepala Juru Bicara Pemerintah Kota Kunshan, Xu Yulian seperti diberitakan bbc.com, hari Kamis (26/5).
Xu menambahkan Pemerintah Pusat Tiongkok gembira menyambut kabar tersebut dan perusahaan besar cenderung mengikutinya. “Saat ini penting bagi Tiongkok melakukan investasi besar dalam tenaga kerja robot,” kata Xu.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Foxconn Technology Group mengeluarkan pernyataan resmi hari Kamis (26/5), yang menegaskan akan melakukan otomatisasi industrinya di seluruh Tiongkok.
“Kami lakukan ini demi membebaskan karyawannya dari durasi jam kerja berlebihan, dan dapat fokus melakukan pekerjaan yang memberi nilai tambah yang lebih tinggi dari proses manufaktur, seperti penelitian dan pengembangan, pengendalian proses dan kontrol kualitas,” sebut pernyataan resmi Foxconn Technology Group seperti dikutip situs berita marketing, Market Watch.
Foxconn Technology Group menjelaskan bahwa beberapa waktu sebelumnya terdapat laporan bahwa banyak pekerja di industri manufaktur yang diberhentikan karena demi efisiensi biaya produksi. “Untuk proses manufaktur kami berkeinginan mendapat produk yang kami hasilkan lebih berteknologi, dan kami memiliki rencana melakukan otomatisasi operasi manufaktur kami bertahun-tahun mendatang,” kata keterangan resmi tersebut.
Menurut Market Watch, yang mengutip data Pemerintah Kota Kunshan pada 2015, Foxconn Technology Group menghabiskan total empat miliar yuan (8,28 miliar rupiah) untuk mendatangkan robot ke berbagai perusahaan yang ada di Kunshan tersebut.
Menurut South China Morning Post, Foxconn Technology Group telah dikritik selama bertahun-tahun karena tidal memberi kelayakan tenaga kerja, yang menyebabkan serangkaian kasus bunuh diri di kompleks industri manufaktur.
Menurut South China Morning Post, pada 2015, karyawan Foxconn Technology Group mengeluh karena terlalu banyak bekerja, tidur dalam kondisi asrama yang kurang ideal, dan tidak dibayar cukup.
Tren menggantikan manusia dengan robot yang lebih efisien tidak terbatas hanya di Tiongkok, pada Februari 2016, dalam catatan situs berita Marketing, Market Watch, terdapat lebih dari 260.000 robot yang bekerja di berbagai pabrik di Amerika Serikat (AS).
Menurut Kelompok Asosiasi Perdagangan Industri Amerika Serikat saat ini terdapat setidaknya sebanyak 31.464 robot senilai 1,8 milliar dolar AS (Rp 24,45 miliar) yang dipesan dari perusahaan Amerika Serikat pada tahun 2015.
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...