Rosiana Tendean: Kalau Tim Putri Tidak Partisipasi Piala Uber, Takut Dikira Sektor Putri Terpuruk
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rosiana Tendean, pemain badminton era 1980-an mengatakan pada Rabu (11/12) di Gedung Badminton Gelora Bung Karno, Jakarta bahwa sebaiknya tim badminton putri (tunggal dan ganda putri) diikutsertakan ke Piala Uber.
“Sekarang seharusnya kita mencari cara agar anak-anak itu (tunggal dan ganda putri) bisa bangkit gitu lho. Karena kalau kita tidak tampil, dikhawatirkan kondisi mental para pemain (sektor tunggal dan ganda putri) makin terpuruk,” kata Rosiana.
Rosiana mengatakan demikian di sela-sela kunjungannya datang meninjau Kejuaraan Pertamina Open Badminton Championship (POBC) 2013 yang digelar di Gedung Badminton Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Ya memang dimaklumi aja untuk levelnya tunggal kita masih peringkat di bawah, ranking-rangkingnya masih di bawah tetapi kita kalau beregu kita nggak jelek-jelek amat (prestasinya). Ya saya pikir masih boleh lah kalau mau dikirim (ke Piala Uber),” lanjut Rosiana.
Mencoba Menerka Maksud PBSI
Rosiana mengatakan ada maksud di balik PBSI mewacanakan tim putri tidak diikutsetakan ke kejuaraan bergengsi badminton Piala Uber pada 2014 mendatang.
“Menurut saya sih sebenarnya Rexi (Rexi Mainaky Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI) kalau melempar pernyataan seperti itu (meniadakan wakil Indonesia ke Piala Uber) pasti agar anak-anak introspeksi gitu lho, untuk memperbaiki peringkat dan prestasi ke depannya,” lanjut Rosiana.
Rosiana mengatakan pihaknya saat ini berwacana dan berpikir positif bahwa setelah SEA Games terdekat, cabang olahraga badminton akan berprestasi.
“Bisa dilihat aja di SEA Games Maksud saya, dia (Rexy Mainaki) melempar gagasan seperti itu agar anak-anak (tunggal dan ganda putri) memperbaiki diri. Lihat aja nanti hasilnya di SEA Games. Mereka itu sebenarnya bagus (sektor putri), tetapi saya lihat (cara mainnya) belum stabil, kadang (main) bagus, kadang di bawah,” lanjut Rosiana.
Rosiana tak ingin membandingkan antara badminton era saat dia masih bermain, hingga era Susi Susanti dan masa Bellaetrix dkk.
“Nah, sekarang kan kita bicara tentang masalah tim piala uber, jadi maksudnya kan tiga tunggal putri dan dua ganda. Saya nggak mau menilai siapa yang diandalkan, karena memang kita nggak punya andalan banget gitu loh. Beda sama jamanya Susi (Susi Susanti), kalau dia turun pasti akan ada poin untuk kita, nah, kalau sekarang kita cari poin dengan cara menyeimbangkan kualitas individu yang ada di sektor tunggal dan ganda. Poin kedua dan ketiga jangan hanya bergantung kepada sosok atau pemain tertentu,” tutup Rosiana.
Keikutsertaan Indonesia di Piala Uber
Indonesia tercatat tiga kali memenangi Piala Uber yakni pada 1975, 1994, dan 1996 serta tujuh kali mencapai peringkat kedua. Pada 2014 mendatang Piala Uber akan diselenggarakan di New Delhi, India. Sementara itu Indonesia terakhir kali mencicipi gelar juara pada 1996 yang digelar di Hong Kong.
Komala Dewi, salah satu atlet pelatnas yang ikut serta dalam POBC 2013 menyatakan dalam kesempatan yang sama. Komala menyatakan pendapat yang kurang lebih sama dengan Rosiana, karena dia beserta teman-teman pelatnas sesungguhnya ingin memberikan yang terbaik bagi kejuaraan yang diadakan dua tahun sekali tersebut.
“Kami sih berharap tetap diadain dan bisa ikut serta. Karena kita ini sebenarnya kan bermain mau ngasih yang terbaik (bagi Indonesia), dan paling tidak kita mencoba, tapi kok seolah-olah malah nggak dipercaya gitu loh, mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya bisa main lagi,” tutup Komala.
Editor : Bayu Probo
Cara Mengatasi Biduran dengan Tepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin menjelaskan penyebab biduran, salah sa...