RS UKRIDA Jadi Rumah Sakit Swasta Pertama Rujukan COVID-19
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rumah Sakit Universitas Kristen Krida Wacana (RS UKRIDA) menjadi rumah sakit swasta pertama sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada Senin 11 Januari 2021.
Direktur RS UKRIDA, dr. Eka Widrian Suradji, PhD dalam keterangan tertulis kepada satuharapan.com awal Maret 2021 mengatakan RS UKRIDA yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat menyediakan 105 tempat tidur untuk pasien COVID-19.
"Seluruh kamar menggunakan negatif pressure dan ventilator saat ini ada 45 buah," kata Dokter Eka kepada satuharapan.com, 5 Maret 2021.
Menurut dokter Eka, saat ini ada 14 dokter spesialis, di antaranya tiga dokter paru dan lima dokter penyakit dalam yang melayani pasien COVID-19 di RS UKRIDA.
Dalam pelayananannya, kata dokter Eka, RS UKRIDA berdasarkan nilai-nilai Kasih Kristus. RS UKRIDA berharap dapat terus berkembang menjadi RS pendidikan yang dapat menjadi mitra kemanusiaan untuk menjadi sehat.
"Kami berharap agar masyarakat dapat berkomunikasi dan bekerja sama dalam mengupayakan para pasien di RS UKRIDA dapat mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan dan mereka segera pulih kesehatannya," kata dokter Eka.
Dokter Eka menjelaskan izin pembangunan RS UKRIDA diberikan pada tahun 2014. Kemudian pembangunan selesai pada 2016 dan mendapatkan izin operasional pada Desember 2020.
Baca juga: Matius 22:37-39 Jadi Fondasi Batu Prasasti RS UKRIDA
Di waktu terpisah, Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat (GKI Sinwil Jabar) memberikan dukungan dana sebesar lebih dari Rp 3,8 miliar untuk pengadaan paket bed dan syringe pump, pada Senin (1/3/2021) sebagai bentuk dukungan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit UKRIDA.
Dana yang dikumpulkan dari jemaat dan anggota jemaat GKI Sinwil Jabar tersebut diserahkan oleh Ketua Tim GKI Tjan, Penetua Tonny Muljadinata, dan Pendeta Alexander Urbinas kepada Ketua Umum YPTK Krida Wacana Dr Ir Hidajat Lesmana, MT, Direktur Utama PT Upadana Krista Dipta Arjasa Suharjanto Nicolaus, dan Ketua Dewan Medik Oki Widjaja.
Baca juga: RS UKRIDA Mengobati dengan Kasih dan Merawat dengan Hati
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada awal Januari 2021, menyampaikan apresiasi kepada RS UKRIDA yang sudah 'step up to the challenge'.
Penunjukan RS UKRIDA sebagai lokasi rujukan merupakan hasil dari kerja sama antara BUMN, khususnya Pertamina Bina Medika (PBM) Indonesia Healthcare Corporation (IHC), Kementerian Kesehatan RI, Pemprov DKI Jakarta, dan pihak swasta.
Pemprov DKI Jakarta turut berperan aktif dalam memberikan dukungan dengan menerbitkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Gubernur Nomor 378 Tahun 2020 tentang Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19.
Anies mengapresiasi RS UKRIDA karena telah sesuai landasan hukum yang jelas dan terpilih menjadi RS rujukan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta. Sehingga, dapat memberikan dasar legitimasi yang kuat untuk menjalankan pelayanan saat pandemi bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Kami sampaikan apresiasi kepada RS UKRIDA yang sudah 'step up to the challenge'. RS UKRIDA sudah masuki usia 53 tahun, dan pada momen ini berkesempatan untuk mengabdi dalam penangangan COVID-19. Prosesnya berjalan dengan cepat, dan rumah sakit ini merupakan pertama kali dalam menggunakan konsep kolaborasi tripartit," ungkap Anies sepeti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Senin (11/1/2021).
Anies juga berharap bahwa kolaborasi dalam menanggulangi COVID-19 bisa dijalankan secara maksimal oleh RS UKRIDA. Anies juga meminta seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk konsisten memberikan dukungan segala aspek kebutuhan, baik dari fasilitas maupun tenaga medis.
"Pesannya adalah bagaimana kita bisa terus berkolaborasi secara menyeluruh, mari jalankan dengan optimal. Kepada jajaran RS UKRIDA, selamat bertugas dan semoga dimudahkan. Lalu, kepada jajaran di Pemprov DKI, mari kita dukung, semoga segala ikhtiar kita berhasil dengan baik," tambah Anies.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, RS UKRIDA tersebut telah siap beroperasi sebagai RS rujukan COVID-19.
Selain itu, kelengkapan fasilitas penanganan COVID-19 di RS UKRIDA juga ditunjang dengan alat kedokteran yang canggih, seperti mesin HD, Cath Lab, Radiologi Konvensional, dan CT-Scan.
"Dari segi tenaga medis telah disiapkan melalui dua tahap, di mana tahap pertama sudah terpenuhi sebanyak 274 orang yang terdiri baik dari internal RS UKRIDA maupun penugasan dari Pertamedika IHC. Kemudian, ditambah lagi dengan tenaga kerja rekrutan baru bekerja sama dengan PPSDM sebanyak 168 orang. Untuk proses pemenuhan tenaga tahap dua sedang dipersiapkan sebanyak total 459 orang yang sedang berjalan dengan Dinas Kesehatan melalui PPSDM," kata Menteri Budi.
Pada tanggal 1 Januari 2021, telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PBM IHC dan RS UKRIDA.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Prodi Sarjana Terapan Optometri UKRIDA
Dirut PBM IHC, dr. Fathema Djan Rachmat, mengatakan, operasional rumah sakit tersebut berada di bawah pengelolaan pihaknya, seperti mobilisasi sumber daya manusia dan peralatan, serta sistem secara terencana, cepat dan masif menjadi keunikan proses kerja sama tersebut.
"Secara pengelolaan RS, kerja sama operasional antara Holding RS BUMN dan RS Swasta memiliki banyak manfaat, antara lain adanya kemudahan dalam pengadaan alat kesehatan, BMHP dan fasilitas penunjang medis, adanya peningkatan mutu dan standar pelayanan, transfer of knowledge serta up skill tenaga medis, tim, dan sinergi pasar berupa rujukan pelayanan kesehatan pasien COVID-19,” kata Fathema.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...