Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 11:21 WIB | Kamis, 02 September 2021

RSF: Perempuan Jurnalis Sedang Menghilang di Afghanistan

Perempuan yang bekerja sebagai presenter televisi Afghanistan. (Foto: RSF)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Perempuan wartawan sedang dalam proses "menghilang" dari Kabul, Afghanistan, setelah Taliban menguasai Afghanistan, menurut Reporters Without Borders (RSF) dalam sebuah laporan.

Kurang dari 100 dari 700 perempuan jurnalis Kabul yang masih bekerja, kata RSF.

Menurut survei yang dilakukan oleh RSF dan organisasi mitranya Pusat Perlindungan Jurnalis Perempuan Afghanistan, dari 510 perempuan yang pernah bekerja untuk delapan media dan kelompok pers terbesar, hanya 76 yang saat ini masih bekerja.

“Penghormatan Taliban terhadap hak fundamental perempuan, termasuk perempuan jurnalis, untuk bekerja dan menjalankan profesi mereka adalah isu utama,” kata Sekjen RSF, Christophe Deloire.

Setelah Taliban mengambil alih kendali Afghanistan pada 15 Agustus, kelompok itu melancarkan serangan pesona untuk merehabilitasi citra mereka, yang oleh media dijuluki sebagai “Taliban 2.0.”

Taliban bersikeras mereka telah berubah dari era 1996-2001 mereka, berjanji untuk tidak membalas dendam pada pegawai pemerintah dan tentara, untuk menghormati hak-hak perempuan dan memerintah negara dengan "baik hati" di bawah hukum Syariah Islam.

Namun, politisi dan aktivis perempuan Afghanistan mengatakan bahwa mereka mengharapkan perempuan diperlakukan sebagai warga negara “kelas bawah” dan beberapa bahkan mengatakan mereka menunggu pejuang Taliban datang dan membunuh mereka.

Seorang perempuan presenter TV Afghanistan bernama Shabnam Dawran berbagi kisahnya di media sosial, mengatakan bahwa Taliban menolak untuk mengizinkannya bekerja.

Dawran, yang bekerja untuk Radio Televisi Mili milik negara Afghanistan, mengunggah di Twitter untuk membagikan kisahnya, dengan mengatakan: “Ketika saya mendengar bahwa aturan sistem baru (Taliban) telah berubah. Dengan keberanian yang saya miliki, saya pergi ke kantor untuk memulai pekerjaan saya, (tetapi) sistem tentara saat ini tidak memberi saya izin untuk memulai pekerjaan saya.”

Dia menambahkan: “Mereka mengatakan kepada saya bahwa rezim telah berubah. Anda tidak diizinkan, pulanglah! Saya meminta dunia untuk membantu saya karena hidup saya dalam bahaya.”

RSF mengatakan dalam laporannya: “Sebagian besar jurnalis perempuan telah dipaksa untuk berhenti bekerja di provinsi-provinsi, di mana hampir semua media milik swasta berhenti beroperasi ketika pasukan Taliban maju.”

LSM yang berfokus pada kebebasan pers menambahkan bahwa: “Eksekutif dan editor pada outlet media milik swasta yang belum memutuskan untuk berhenti beroperasi mengkonfirmasi bahwa, di bawah tekanan, mereka telah menyarankan perempuan jurnalis mereka untuk tinggal di rumah.”

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home